Danau Rayo Mitos dari Kutukan Bujang Kurap yang Sakit Hati
Mitos yang tersembunyi hadirnya obyek wisata Danau rayo di Musi Rawas.--
MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID – Ada mitos mengenai terbentuknya Danau Rayo yang berada di kawasan hutan lindung Kabupaten Musi Rawas tepatnya di desa sungai jernih Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Muratara.
Ketua pokdawis Muhammad Rusli mengatakan Danau Rayo memiliki luas kurang lebih 100 hektar dengan panorama yang indah dan air yang jernih. Di Danau Rayo ini banyak ditemukan ikan jenis koi kuning ikan arwana dan ikan buntal.
Mitosnya pada zaman dahulu ada seorang pemuda tampan juga sakti mandraguna. Kesaktiannya bisa merubah wajah dari tampan menjadi pemuda buruk rupa.
Kesaktiannya ini ia lakukan untuk mengetahui sifat seseorang yang hanya menilai orang lain dari fisiknya bukan dari kebaikan hatinya.
Suatu hari pemuda tampan itu merubah dirinya menjadi bujang kurap. Sekujur tubuhnya dipenuhi dengan penyakit kurap. Ia mengembara dan singgah di sebuah desa bernama Desa Pagar Mayu dan kini berubah nama menjadi Desa Karang Pangung.
Disitu tengah menggelar pesta rakyat secara besar-besaran selama 7 hari 7 malam. Semua rakyat di desa tersebut bersukacita mengikuti dan menikmati hidangan pesta.
Di tengah keramaian tersebut bujang kurap mendatanginya. Namun semua orang merasa jijik melihat kehadiran Bujang Kurap. Dia diusir dan dihardik oleh warga yang melihatnya.
"Wahai anak muda kau tidak pantas berada di tengah pesta yang meriah ini! membuat jijik dan bau saja! melihat badanmu yang penuh kurap dan busuk itu !".
Mereka tidak tahu bahwa pemuda tersebut adalah pemuda sakti. Dengan bersedih hati bujang kurap itu meninggalkan pesta lalu ia berjalan menyusuri jalan desa.
Higga ia tiba di sebuah dusun ia mendapati seorang nenek tua bernama nenek bengkuang yang sedang duduk di depan rumahnya.
"Mengapa nenek tidak datang ke tempat pesta itu, disana semua warga desa hadir dan berpesta?" tanya Bujang Kurap pada sang nenek. "Nenek sudah tua tidak kuat berjalan-jalan ke sana !" Jawab nenek bengkuang.
"Aku lapar sekali Apakah nenek punya makanan?" tanya Bujang kurap pada sang nenek. "maafkan nenek, nenek tidak punya makanan apa-apa"jawab Nenek bengkuang.
Bujang kurap segera mengeluarkan kesaktiannya, ajaibnya anya dengan memejamkan mata maka aneka makanan lezat tersaji di tikar rumah nenek.
Nenek bengkuang dibuat kaget melihat banyak makanan enak tersaji di dekat rumahnya, Kemudian mereka berdua makan bersama-sama.
Setelah selesai makan bujang kurap meminjam sebuah pisau untuk membuat rakit. Ketika selesai membuat rakit Bujang kurap memberi pesan pada sang nenek.
"Apabila terjadi sesuatu nenek naiklah di atas rakit ini aku ikat di tiang rumah nenek!" Mendengar pesan pemuda bujang kurap nenek semakin yakin bahwa dia bukan pemuda sembarangan.
Setelah berpamitan bujang kurap Kembali menuju tempat pesta. Sesampainya di tempat pesta kemudian bujang kurap kembali dicerca oleh warga desa.
Mereka melempari, menendang dan menghardiknya agar ia segera menjauh dan pergi dari tempat pesta. Warga pun berlari untuk menyelamatkan diri.
Tetapi air semakin deras dan dalam waktu sebentar saja banjir deras telah menenggelamkan rumah dan harta benda mereka.
Hanya sang nenek yang selamat karena menaiki rakit buatan bujang. Sementara bujang kurap sendiri telah pergi entah ke mana. Luapan air yang menjadi genangan luas ini dinamai dengan Danau Rayo atau danau besar.
Sedangkan desa yang semula bernama Desa pagar mayu ini berganti nama dengan nama Desa karang panggung atau panggung yang karam. Kini Keindahan Danau Rayo menjadi daya tarik wisatawan lokal dan mancanegara.(irf)