https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Wulan Malam

Disway Dahlan Iskan--

Di situ ada satu barisan ruko. Kalau siang ruko itu sebagian buka untuk usaha. Salah satunya bakso. Sebagian ruko lagi masih kosong.

Alung rupanya mengenal baik ruko itu. Alung adalah bagian keamanan di ruko tersebut. Sekalian, kalau siang, jadi tukang  parkir. Ia dapat gaji sebagai satpam juga dapat penghasilan sebagai tukang parkir.

Ia punya uang untuk bayar kamar hotel sekitar Rp 400.000/malam. Sebagai penjaga, Alung membawa kunci salah satu ruko di situ. Pintu ruko pun dibuka.

Wulan digotong naik ke lantai dua: dibaringkan di atas meja. Ditinggalkan begitu saja. Siangnya Alung memberitahu orang tuanya sendiri bahwa Wulan meninggal dunia. Kecelakaan.

Mayatnya ia taruh di ruko. Sang ayah lantas minta agar Alung memberitahukannya ke orang tua Wulan. Diantarlah Alung ke rumah Wulan. Alung tahu rumah itu. Sudah 11 bulan sering ke situ.

Bahkan hubungannya dengan Wulan sudah direstui. Alung sudah dianggap anak sendiri. Waktu Alung ditahan, ayah Wulan sering menjenguk ke tahanan. Sambil membawakan makanan dan rokok.

Bahkan, sebagai penguasa ruko, Alung sering minta agar ayah Wulan menggantikan dirinya: menjadi tukang parkir di halaman ruko itu.

Setiba di rumah Wulan, Alun menangis. Ia mengatakan Wulan sudah meninggal: karena kecelakaan lalu-lintas. Mayatnya di ruko. Mereka pun ke ruko yang sudah mereka kenal.

Melihat kondisi Wulan sang ayah berkesimpulan: bukan karena kecelakaan. Ia pun lapor polisi. Alung ditahan.
Selesai.

Di antara begitu banyak media yang menulis soal ini, saya memilih tulisan Fathurrahman yang paling baik. Ia wartawan Radar Bogor.

Tadi malam saya minta tolong Fathur untuk ke rumah orang tua Wulan. Saya ingin wartawan masih mau meliput sampai ke rumah korban. Belum ada wartawan yang meliput sampai ke ruko atau cottage Nirmala.

Ketika Fathur tiba di rumah Wulan hujan lagi turun. Bogor selalu hujan di musim seperti ini. Fathur belum bisa langsung wawancara. Masih ada tahlilan.

Fathur masih bujang. Baru 1,5 tahun jadi wartawan. Ia alumni komunikasi dan penyiaran Islam di Universitas Ibnu Khaldun Bogor.

Selesai tahlilan Fathur ngobrol dengan ayah-ibu Wulan. Mereka bercerita Wulan itu anak manja. Sehari sebelum tewas makan saja minta disuapi ibunya. Dia juga tidak mau makan kalau tidak disediakan di meja.

Rumah itu dalam gang yang sangat sempit, kelok-kelok dan naik turun. Rumah orang tua Wulan hanya selebar 3,5 meter. Sang ayah memang kerja serabutan, termasuk sering jadi tukang parkir.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan