Serat Nanas OI Jajaki Pasar Ekspor

MENJANJIKAN: Serat nanas hasil produksi warga di Kabupaten Ogan Ilir sangat menjanjikan untuk dieskpor ke luar negeri khususnya negara Eropa. Di negara Eropa mengharuskan bahan-bahan baju dan poliester harus yang eco friendly. FOTO: ANDIKA/SUMEKS--

INDRALAYA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir mendukung masyarakatnya dalam produksi pengolahan serat nanas. Dalam waktu dekat akan dibentuk beberapa kelompok masyarakat sebagai rumah produksi serat nanas. 

Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar mengatakan, selama ini hasil serat nanas tersebut dijual ke pasar ekspor. Namun kondisi saat ini, hasil serat nanas lokal dijual dengan harga yang sangat rendah dibanding dengan negara-negara lain.

"Seharusnya harga kita itu Rp180 ribu sampai Rp220 ribu per kg. Sedangkan di luar harganya bisa sampai Rp350 ribu per kg," sebut Panca. 

Panca mengharapkan, jika mampu mengekspor tentu dengan harga yang lebih tinggi. Hal ini dapat menaikkan harga jual pelepah di tingkat petani nanas. Sejauh ini, tujuan ekspor serat nanas adalah negara Eropa. 

Hasil serat nanas yang ada di Filipina,  Indonesia dan negara Asia lain diekspor ke Eropa. "Kenapa ke Eropa? Karena di Eropa itu mengharuskan bahan-bahan baju, poliester, harus yang eco friendly," terang Panca. 

Jadi, regulasi di Eropa mengharuskan produk tekstilnya mengandung 30 persen dari bahan-bahan yang alami. Sedangkan di Indonesia, regulasi semacam ini belum diberlakukan.

Tidak ada yang membatasi, masih boleh sepenuhnya menggunakan bahan kimia buatan. "Itulah kenapa kita di Asia rata-rata mengekspornya ke Eropa. Kalau jual ke dalam negeri belum dapat bersaing. Karena tadi, regulasinya belum mumpuni," tukas Panca. 

Saat ini,  pihaknya telah menggandeng 2 pengekspor yang biasanya berkecimpung di pasar serat nanas. "Karena itu, saya tugaskan dinas terkait untuk menjajaki penawaran. Agar harga ekspornya dapat lebih tinggi," jelasnya. 

Untuk mempersiapkan hal itu, lanjutnya, sudah dibentuk beberapa rumah serat dan diperbantukan peralatannya. Lokasi rumah serat nanas ini sengaja ditempatkan di dekat wilayah penghasil nanas.

Seperti di Kecamatan Payaraman dan Tanjung Batu, Ogan Ilir. "Kalau sekarang hasilnya pasti akan diekspor dengan rentan harga Rp180 ribu sampai Rp220 ribu," ujar ketua Pemuda Tani Sumsel ini. 

Sementara itu,  Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ogan Ilir, Abi Bakrin Sidik menambahkan, pemkab membantu 8 unit mesin pengolahan serat nanas untuk kelompok masyarakat.

"Peruntukannya melalui koperasi dan dikelola kelompok tani. Sementara ini, kelompok tani yang akan menggunakan mesin serat nanas tersebar di wilayah Tanjung Batu, Lubuk Keliat, Indralaya dan Payaraman," jelas Abi. 

Masih ada kemungkinan tambahan kelompok tani lain yang akan mengajukan.  ‘’Namun yang pasti, penerima bantuan mesin serat nanas tersebut harus bersedia mengelola dan menggunakannya dengan baik,’’ ujarnya. (dik/) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan