Kearifan Lokal Menjaga Alam, Budaya Jadi Keberagaman di Masyarakat

ANTUSIAS : Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang antusias menyambut penceramah Habib Husein bin Ja’far Al Hadar S Fil.I MAg saat kunjungan, kemarin (1/12).-foto : Budiman/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kehadiran penceramah dan penulis Habib Husein bin Ja'far Al Hadar S FIL.I MAg di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah mendapat sambutan antusias  dari ribuan mahasiswa di Aula Serba Guna Perpustakaan, kemarin (1/12).

"Assalamualikum, apa kabar wong kito galo," sapa Habib saat hadir mengenakan peci putih baju koko dan celana krim serta sepatu putih kepada mahasiswa. 

Menurutnya, ini kedua kalinya ia datang ke Palembang. "Kalau kita bicara moderasi beragama nilainya ada empat. Salah satunya penerimaan budaya lokal sebagai bagian keragaman di masyarakat kita. Karena budaya itu tumbuh sejak lama dan menjadi kearifan lokal," katanya menginspirasi mahasiswa. 

Dikatakan, sebodoh apa pun itu menyimpan kearifannya sendiri sehingga patut introspeksi misalnya di Bali banyak pohon yang dililit kain seperti papan catur. Itu disakralkan dan itu menjadi manajemen yang baik melindungi pohon. Sehingga orang setempat menjadi tidak merusak pohon tersebut," ucapnya. 

Contoh lain di gunung tidak boleh membuang air kecil sembarangan sebagai upaya melindungi gunung agar tidak tercemar. Ia menegaskan budaya mempersatukan bangsa. "Kekuatan imajinasi setiap muslim tidak akan menyakiti. Di dalam Islam tidak boleh saling menyakiti. Budaya menjadi kekuatan, moderasi sesuatu yang penting," ucapnya lagi.  

Islam mengajarkan untuk selalu siap berperang, bukan berarti mengajarkan perang. Namun memerangi permasalahan sehingga dunia dipenuhi kedamaian. Terima lah perbedaan sebagai kunci dari moderasi. 

Pj Gubernur Sumsel, Dr Drs Agus Fatoni MSi diwakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumsel, H Rudi Irawan SSos MSi mengatakan untuk mewujudkan moderasi beragama, penting bagi pemuda terlibat dalam kegiatan memperkuat toleransi antar-agama. Partisipasi secara aktif dalam diskusi, seminar, atau program-program yang mendorong dialog dan kerja sama antarumat beragama adalah salah satu cara efektif 

"Pahami perbedaan antarkeyakinan. Mari kita jaga moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari dan berkomitmen melawan intoleransi dan fanatisme," ucapnya. Ia mengatakan jadilah teladan bagi generasi muda lain dengan menghormati nilai dan keyakinan agama yang berbeda, serta menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan di antara umat beragama. 

"Terakhir kami mendorong pemuda menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Pemuda dapat berperan aktif mengampanyekan nilai-nilai moderasi beragama dan membangun kesadaran akan pentingnya harmoni antaragama," tandasnya. (nni/fad/)

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan