Serang Sekutu Hamas, Gencatan Senjata Molor
BOMBARDIR : Militer Israel masih membombardir Gaza, bertempur dengan sekutu Hamas. Jelang gencatan senjata Israel-Hamas selama 4 hari, terhitung Jumat (24/11) akibat molor sehari. -FOTO: NET-
Israel : Hanya Jeda Kemanusiaan, Bukan Berhenti Orang
PALEMBANG – Pasukan militer Israel, masih menggempur Jalur Gaza, Kamis (23/11). Baku tembak dengan sekutu Hamas, militer Jihad Islam Brigade Al Quds, di permukiman Zeitoun, Tal Al Hawa, Beit Lahiya, Deir el-Balah, Sheikh Radwan, dan kam pengungsi Jabalia.
Pertempuran itu terjadi di tengah kesepakatan gencatan senjata antara Israel-Hamas, seperti diumumkan Qatar pada Rabu (22/11). Tapi beberapa jam setelah kesepakatan dicapai, Israel justru meningkatkan serangannya.
“Baru tadi pagi (kemarin) dari keluarga Qadoura di Kamp Pengungsi Jabalia (Gaza Utara) sudah 52 orang musnah total, tewas,” ujar Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Kamis (23/11)
Terpisah, Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengatakan bahwa perundingan masih berlanjut. Sandera-sandera pertama yang ditawan Hamas di Gaza, tidak akan dibebaskan setidaknya hingga Jumat.
Berdasarkan kesepakatan perundingan Rabu malam (22/11), Israel akan menghentikan untuk sementara serangan-serangannya terhadap Gaza selama 4 hari. Hamas dijadwalkan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak yang ditawannya dalam serangan Oktober lalu terhadap Israel.
Kemudian, Israel diharapkan akan membebaskan 150 tahanan Palestina. Israel menyebut gencatan senjata baru akan dilakukan Jumat (24/11). Sehingga hari terakhir sebelum gencatan senjata, militer Israel masih melancarkan serangan udara terhadap 300 target Hamas.
Terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menegaskan gencatan senjata bukan berarti perang sudah selesai. Israel bertekad memastikan Hamas tidak mampu menyerang Israel pada masa-masa mendatang.
“Saya ingin menjelaskan. Perang masih berlanjut. Perang masih berlanjut. Kami akan melanjutkannya, hingga kami mencapai seluruh tujuan kami,” cetus Netanyahu.
Diketahui, gencatan senjata sementara itu merupakan hasil perundingan selama beberapa waktu terakhir. Dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS). “Berharap penerapan gencatan senjata akan dimulai pada Jumat pagi,” kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson, Kamis (23/11).
Poin-poin dalam kesepakatan gencatan senjata sementara itu adalah sebanyak 50 sandera Hamas terdiri atas wanita dan anak-anak, akan dibebaskan dalam waktu 4 hari. Selama proses itu berlangsung, akan diberlakukan jeda pertempuran di Jalur Gaza.
Untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan oleh Hamas, jeda pertempuran di Jalur Gaza akan diperpanjang satu hari lagi. Kesepakatan itu juga disebut mencakup pembebasan sekitar 150 tahanan Palestina, terdiri atas tahanan wanita dan anak-anak dari penjara-penjara Israel.
Kelompok militan Palestina yang juga bermarkas di Jalur Gaza, menuturkan bahwa gencatan senjata itu akan mencakup penghentian pertempuran total di darat dan penghentian serangan udara Israel terhadap wilayah Jalur Gaza bagian selatan.