Ekonomi Sumsel di Tengah Fluktuasi Harga Komoditas Global

Oleh: Marpaleni, MA, Ph.D Statistisi Ahli Madya di BPS Sumsel -FOTO: IST-

Albert Einstein pernah berkata,  “In the Middle of Every Difficulty Lies Opportunity.” Dinamika perekonomian Sumatera Selatan (Sumsel) pada TW3/2023 bergerak seiring kata-kata tersebut.

GONCANGAN pasar komoditas global pada TW3/2023 cukup mengganggu volatilitas harga beberapa komoditas andalan ekspor Sumsel . Nilai ekspor bahan bakar mineral Sumsel menyusut hingga 43,43 persen. Turun dari US$ 1.056,43 juta di kuartal yang sama tahun sebelumnya menjadi hanya US$ 597,63 juta di TW 3/2023.

Komoditas lainnya, karet dan produk karet tercatat merosot 36,02 persen, dari US$ 378,20 juta menjadi US$ 241,99 juta. Demikian juga, Bubur Kayu/Pulp.  Ekspor komoditas ini menurun sebesar 42,78 persen dari sebesar US$ 492,09 juta pada TW 3/2022, menjadi US$ 281,59 juta Pada TW 3/2023.   

Penurunan nilai ekspor ini tentu mempengaruhi kondisi perekonomian. Namun demikian, untungnya, tidak semua area mengalami kemunduran. Minyak dan gas, misalnya, tercatat tumbuh sebesar 31,18 persen, (y-on-y). Atau, meningkat sebesar 31,18 persen dari sebesar US$ 103,73 juta pada TW 3/2022, menjadi US$ 136,07 juta pada TW 3/2023. Akibatnya, ekonomi Sumsel masih menunjukkan resiliensi ditunjukkan oleh indikator neraca perdagangan. Walau besarannya cenderung terkontraksi dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (q-to-q), neraca perdagangan Sumatera Selatan masih mengalami surplus sebesar US$ 1,19 miliar.

Ditengah gejolak harga komoditas dunia, perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumsel tidak hanya mencerminkan daya tahan ekonomi, tapi juga sebuah kemajuan yang tak bisa diabaikan. Pada TW3/2023, PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 163,13 triliun.  TW3/2023 juga mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,08 persen (y-on-y) dan 2,39 persen (q-to-q).

Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penyediaan dan Penggunaan
Dari sisi penyediaan pertumbuhan ekonomi ekonomi TW3/2023 (y-on-y) Sumsel bersumber dari lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian,  Industri Pengolahan dan Perdagangan. Selain itu, pertumbuhan mengesankan di TW3/2023 juga didukung oleh pertumbuhan sektor Pertanian yang terus menunjukkan tren positif.

Perlu dicatat pula, bahwa lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi secara y-on-y adalah Akomodasi & Makan Minum (12,93%), Pertambangan(10,23%)  dan Transportasi (5,88%).

Dari sisi penggunaan, terlihat lebih separuh (58,68%) dari PDRB TW3/2023 Sumsel digunakan untuk keperluan Konsumsi rumah tangga. Penggunaan tertinggi berikutnya digunakan oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (29,82%). Sementara pengunaan untuk ekspor luar negeri mencapai 14,82%.

Dominansi konsumsi rumah tangga juga tampak pada angka pertumbuhan ekonomi. Pada TW 3/2023 ini, Komponen Konsumsi Rumah Tangga mengalami pertumbuhan tertinggi, mecapai 4,92 (%). Disusul oleh pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 2,12 persen, dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 1,07 persen juga pengeluaran konsumsi  Lembaga non profit (PK-LNPRT) 0,49 persen.

Sementara itu, komponen ekspor luar negeri pada TW 3/2023 mengalami kontraksi hingga  28,90 persen (y-on-y). Impor luar negeri yang menjadi faktor pengurang PDRB mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, sebesar 32,98 persen (y-on-y).

Implikasi Kebijakan
Ditengah gejolak ekonomi dunia di triwulan ketiga tahun 2023, ekonomi Sumsel terus mengukir kenaikan, berkat perkembangan positif sektor-sektor kunci pertambangan, penggalian, industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian. Kondisi ini mencerminkan pentingnya peran sektor ini dalam perekonomian setempat, bukan hanya untuk memikat investasi tetapi juga menaikkan pendapatan wilayah.

Namun, kisah sukses ini membawa pesan penting: ketergantungan yang berlebihan pada segelintir sektor bisa menjadi pedang bermata dua. Jika suatu saat sektorini terhuyung, ia bisa menyeret ketahanan ekonomi lokal bersamanya.

Di sisi lain, lebih dari separuh PDRB triwulan ini dipacu oleh konsumsi rumah tangga bukti nyata bahwa kekuatan belanja warga adalah kunci agar ekonomi terus berdenyut. Selanjutnya, tingginya pertumbuhan PMTB selain menunjukkan investasi yang mengalir, juga menandakan kepercayaan investor. Namun, peningkatan impor Sumatera Selatan pada TW3/2023 mengindikasikan adanya ketergantungan pada produk luar negeri.

Berkaca pada situasi ini, diperlukan kebijakan yang berfokus padapengembangan inovasi dan penguatan efisiensi. Di sektor pertanian misalnya, bisa dilakukan dengan dengan mendorong riset untuk menciptakan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim. Selain itu, diperlukan juga investasi pada teknologi yang bisa menambah nilai ekspor industri kita.

Kebijakan fiskal juga harus menguatkan sektor pertambangan dan penggalian dengan prinsip keberlanjutan. Tidak ketinggalan, strategi untuk memperluas pasar ekspor dan memperkokoh infrastruktur perdagangan domestik agar distribusi barang dan jasa lebih efektif.

Pada intinya, penelitian dan pengembangan adalah kunci. Hal ini bisa dilaksanakan dengan membangun produk yang lebih baik atau proses produksi yang lebih efisien, sehingga mengangkat standar ekspor kita dan meminimalkan ketergantungan pada impor. Kebijakan yang mendukung kerja sama antara industri lokal dan akademisi untuk inovasi adalah penting.

Begitu pula dengan insentif untuk teknologi baru yang meningkatkan efisiensi produksi. Kebijakan perdagangan yang bijak bisa mendorong ekspor dan melindungi pasar dalam negeri dari banjir impor.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan