Belajar Matematika Pakai Konteks Wisata
--
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sejumlah guru matematika tingkat SD di Kota Palembang mengikuti peningkatan kompetensi diri. Melalui pendampingan berbasis pembelajaran berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) yang berlangsung secara luring di Ruang Doktor Gedung Pascasarjana Universitas Sriwijaya (Unsri), Kampus Padang Selasa.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini digelar Prodi Pendidikan Matematika Program Doktor. "Total 16 guru beserta Kepala SD di Kota Palembang dan 14 mahasiswa S2-S3 Pendidikan Matematika Unsri turut berperan aktif," ujar Ketua PKM, Prof Dr Zulkardi MIKomp MSc, kemarin.
Dikatakan, beberapa peserta di antaranya kepala sekolah dan guru yang aktif mengajar di SD IBA Palembang, SDN 21 Palembang, SDN 01 Palembang, dan SDN 55 Palembang. "Kami menyampaikan 4 pembahasan berbeda, antara lain belajar matematika dan PMRI menggunakan Konteks Wisata yang ada di Kota Palembang," terang guru besar Prodi Pendidikan Matematika FKIP Unsri bidang PMRI ini.
Pemberian materi PMRI menjadikan situasi yang dekat dengan siswa sebagai konteks pembelajaran dalam kelas. "Kita harap setelah kegiatan ini, para peserta dapat menjadi guru yang Rekreasi (Realistik, Kreatif, Aspiratif, dan Inovatif), serta dapat membantu siswa belajar Matematika melalui konteks wisata," tukas Prof Zul.
Pembahasan kedua penguatan norma sosial dalam pembelajaran dan penilaian. Materi disampaikan Prof Dr Ratu Ilma Indra Putri MSi, guru besar prodi Pendidikan Matematika FKIP Unsri bidang penilaian dan evaluasi. Ia memberikan materi mengenai PMRI dan penguatan norma sosial dalam pembelajaran penilaian.
"Sesi ini bertujuan agar guru tak lagi menjadi pusat pemberi pengetahuan, tetapi menjadi pengatur pengetahuan dengan cara membimbing peserta didik untuk berdiskusi mengenai materi yang sedang diajarkan. Sesi ini juga mengenalkan kepada peserta mengenai norma sosial dan norma sosial-matematika," jelasnya.
Sementara Dr Arvin Efriani MPd membahas implementasi PMRI menggunakan model sains, teknologi, engineering dan matematika (STEM). Tujuannya mengenalkan cara implementasi PMRI, mengajak peserta berdiskusi dan praktik dengan memanfaatkan konteks bermain tali dan bahan yang ada di sekitar. Alat yang sudah dibuat digunakan untuk menyampaikan pesan beruntun.
Kemudian pendampingan mendesain soal PISA dengan konteks wisata diarahkan oleh Dr Duano Sapta Nusantara. "Peserta diarahkan mengenai cara mendesain soal PISA menggunakan konteks wisata. Lalu mengajak berdiskusi dengan memberikan tugas dengan membagi ke dalam beberapa kelompok," tandasnya.
Penugasan mendesain soal PISA tentang wisata difasilitasi pendampingan secara asynchronous menggunakan aplikasi Google Classroom. "Aplikasi pendampingan ini sangat membantu, di antaranya sebagai sarana komunikasi antara pengajar dan siswa misalnya memberikan komentar tugas yang telah dikumpulkan, tempat mengunduh materi pendampingan, serta wadah untuk mengunggah tugas pendampingan sebagai hasil atau produk nyata dari pendampingan," pungkasnya. (dik/fad)