https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Polsri Tambah Dua Guru Besar Baru

DIKUKUHKAN: Polsri mengukuhkan guru besar kedua dan ketiga, Prof Dr Yohandri Brow ST MS dan Prof Dr Ir Leila Kalsum MT, kemarin.-foto : neni/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Di Aula Serbaguna Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), dua guru besar baru dikukuhkan, kemarin. Mereka adalah Prof Dr Yohandri Brow ST MS dan Prof Dr Ir Leila Kalsum MT. Keduanya menyandang guru besar ilmu energi dan lingkungan pada Jurusan Teknik Kimia.

Direktur Polsri, Dr Ing Ahmad Taqwa MT, mengatakan, Polsri berkomitmen melakukan berbagai terobosan, baik peningkatan sarana prasarana maupun kualitas SDM. Sehingga pada giliran outputnya akan melahirkan lulusan unggul dan berkualitas. 

“Ini akan membawa lulusan siap masuk ke dunia usaha dan dunia industri (DUDI), apalagi kita juga telah bergabung dalam Tim Kordinasi Daerah Vokasi (TKDV) Sumsel. TKDV akan menjadi Badan tersendiri yang di dalamnya ada perguruan tinggi, pemerintah, kementerian, LPDV, KADIN, DUDI, Insan Pers, dan para stakeholder,” ujarnya.

Dikatakan, dua guru besar yang dikukuhkan ini merupakan guru besar kedua dan ketiga Polsri. "Masih ada tiga orang lagi yang sedang proses guru besar," cetusnya. 

Prof Dr Yohandri Brow ST MS menerangkan Teknik Kimia Bidang Energi dan Lingkungan, Elektrokimia, serta Bioteknologi merupakan bidang yang kini sedang mengalami transformasi pada peningkatan tingkat otomasi. Namun memerlukan kontrol multifungsi dengan umpan balik, atau analisis keselamatan. 

"Berbagai macam instrumen pengukur, perekam dan sensor digunakan untuk memberi gambaran seakurat mungkin tentang keadaan sistem. Jelas dari sini terlihat kinerja sistem pengukuran sangat bergantung pada sensor," ujarnya. 

Dikatakan, kesalahan dalam besaran yang diukur dapat diperkuat dalam variabel kontrol atau dalam sistem dinamis. “Sensor cerdas dapat mengidentifikasi secara kualitatif dan kuantitatif keberadaan konsentrasi senyawa aktif yang sejenis dengan material yang berada pada templute MIP," jelasnya. 

Instrumen sensor MIP bekerja secara spesifik yang tidak memihak pada analit lainnya pada suatu sistem. Sensor MIP adalah probe yang diperuntukkan mendeteksi senyawa kimia atau ion secara selektif dan memberikan sinyal yang bergantung pada konsentrasi. 

Prof Dr Ir Leila Kalsum MT menyoroti biogas upgrading menggunakan fixed dome digester dan packed bed scrubber dengan mea sebagai absorbent. “Penelitian ini saya lakukan sejak mengemban pangkat lektor kepala (IV/b) pada 2012," ucapnya.  

Dikatakan, cadangan energi dunia masih sangat bergantung pada sumber bahan bakar fosil, seperti minyak mentah, batu bara, dan gas alam. "Bahan bakar itu tidak dapat diperbarui dan cadangan bahan bakar fosil dunia akan mengalami penipisan. Maka diperlukan bahan bakar yang dapat diperbarui. Biogas merupakan salah satu energi yang dapat diperbarui karena menggunakan bahan baku yang berasal dari biomassa," jelasnya.  

Katanya, biomassa merupakan salah satu sumber energi primer dunia setelah batu bara dan minyak bumi, terutama di negara berkembang. "Sumber biomassa banyak di sekitar kita seperti limbah pertanian, limbah kehutanan, kotoran ternak, fraksi organik dari limbah rumah dan tangga sampah kota. Penggunaan biomassa tidak hanya akan mengurangi ketergantungan kita pada sumber energi fosil, tetapi juga menyediakan energi dengan cara yang berkelanjutan dan netral karbon," ucapnya.  

Biomassa dapat diubah menjadi bentuk energi yang lebih berharga melalui sejumlah proses termasuk proses biologis, termal, dan mekanis atau fisik. Biogas adalah gas mudah terbakar dan tidak berwarna yang didapat dari proses anaerobik digesti dengan bahan dasar limbah organik. (nni/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan