https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Berawal Cekcok, Berakhir Saling Bacok

DIRAWAT : Tiga korban yang terluka dalam cekcok berdarah dua keluarga saat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit, kemarin. Namun, salah seorang tak tertolong.-Foto : ist-

OKU TIMUR, SUMATERAEKSPRES.ID -  Cekcok antardua keluarga terjadi di Dusun VI, RT 02, RW 06, Desa Peracak, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten OKU Timur.  Ribut menggunakan senjata tajam (sajam) itu terjadi Sabtu (28/10) sore.

Akibatnya, satu nyawa melayang, dua lainnya terluka. Korban meninggal yakni Maisaroh (35), ibu rumah tangga. Dia terluka di kepala bagian belakang.

Sedangkan dua korban luka, M Abdul Kodir (63), ayah Maisaroh dan Erwanto (53), tetangga depan rumah mereka yang jadi lawan dalam keributan itu. 

Informasinya, bermula dari ribut mulut Maisaroh. Abdul Kodir, orang tua Maisaroh ikut terbawa emosi dan membawa parang. Begitu pula dengan Erwanto yang membawa sajam. Akhirnya pertikaian berdarah pecah.

BACA JUGA:Cekcok Antar Tetangga di OKU Timur Berujung Tragis, Nyawa Ibu Rumah Tangga Melayang, Dua Orang Terluka

Ketiganya sama-sama terluka. Maisaroh luka di kepala bagian belakang. Ayahnya, Abdul Kodir luka di lengan kanan, dada kiri dan perut bawah sebelah kiri.

Sementara Erwanto luka kepala belakang sebelah kiri, leher belakang dan lengan kiri atas. Ketiganya dibawa warga ke rumah sakit. Namun, Maisaroh tak tertolong. Menurut informasi, dua keluarga ini sudah sering cekcok. Telah beberapa kali didamaikan. 

Kapolres OKU Timur, AKBP Dwi Agung Setyono SIK MH, melalui Kapolsek Martapura Kompol Tamimi membenarkan peristiwa tersebut.

Dikatakan Kapolsek, perkara tersebut ditangangi Unit Pidum Satreskrim Polres OKU Timur. "Cekcok antartetangga, (ditangani) di Unit Pidum," imbuh Tamimi. 

BACA JUGA:Pinjol Sasar Kelompok Rentan

BACA JUGA:Hidup Bertetangga yang Baik untuk Kebahagiaan Bersama

Terpisah, Kades Peracak, Jauhari  juga membenarkan peristiwa keributan itu. Hanya saja, dia enggan menjelaskan penyebab dari pertikaian tersebut. "Soal penyebab dan motif saya tidak tahu, biarlah polisi nanti yang verbal. Nanti saya salah," katanya. 

Menurut Jauhari, dua keluarga itu bertetangga. “Rumah saling berhadapan," tambahnya. Untuk proses hukum, sebagai Kades dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib.

"Sebab setiap tindakan yang salah ada sanksi hukum. Soal siapa benar salah biarlah hukum yang menilai," katanya. 

Tag
Share