Waspada! Modus Baru Pungli Jalan Lintas Sumatera, Preman Minta Jatah Lalu Beri Cap LLMPK di Bak Truk

Waspada! Modus Baru Pungli Jalan Lintas Sumatera, Preman Minta Jatah Lalu Beri Cap LLMPK di Bak Truk--

PRABUMULIH, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebuah modus baru pungutan liar (pungli) diduga melibatkan i preman di Jalur Lintas Sumatera Prabumulih-Muara Enim telah menjadi viral dalam beberapa hari terakhir.

Video yang telah beredar di media sosial memperlihatkan seorang pria diduga preman, dengan memaksa masuk ke dalam mobil truk yang sedang berhenti di jalur tersebut.

Pria tersebut mengenakan kaos kerah berwarna merah dan celana pendek, dan meminta sejumlah uang kepada sopir truk.

Ia tidak hanya meminta uang, namun juga menuliskannya di sebuah kwitansi, sambil menempelkan cap berlabel "LLMPK" di bagian belakang truk tersebut.

BACA JUGA:Datang ke Palembang, Mendagri Tito Karnavian: Pentingnya Menghapus Praktik Pungli di Disdukcapil

BACA JUGA:Viral, Oknum PHL Dishub Diduga Pungli?

Dalam kwitansi yang ditandatangani oleh individu yang mengidentifikasi diri sebagai Mustofah S, terdapat tulisan yang menyebutkan, "Telah diterima dari Jasa Organisasi LLMPK untuk pembayaran setuju ikut bergabung dengan persatuan jasa LLMPK Muara Enim Pali dengan jasa persatuan sebesar Rp175 ribu."

Seorang pengendara truk yang menjadi korban pemalakan dan pada saat yang bersamaan merekam kejadian tersebut, memutuskan untuk meminta klarifikasi dari rekan-rekan sopir lainnya.

Dalam rekaman video tersebut, ia menyampaikan, "Assalamualaikum, kawan-kawan. Saya ingin menanyakan kepada sopir yang sering melintasi jalur Sumatera. Saya ingin menanyakan tentang cap ini. Saya berada di Tugu Nanas Prabumulih, menuju Muara Enim."

"Tadi, saya dikejar oleh seseorang yang meminta saya mengecap ini dengan bayaran sebesar Rp175 ribu," ujarnya sembari menunjukkan cap bertuliskan "LLMPK" dengan tinta merah di bagian belakang truk yang ia kemudikan.

BACA JUGA:Oknum Terduga Pungli Sudah Dihukum 14 Hari

BACA JUGA:Tindak Pungli Terhadap Sopir Truk di Panang Enim: Tujuh Terdakwa Divonis Bersalah

Ia melanjutkan, "Dia terus mengejar-ngejar saya, dan katanya, mengapa saya tidak berhenti di sebuah restoran tertentu. Saya lupa nama restorannya. Saya merekam peristiwa ini, tetapi dia sangat memaksa."

"Yang tidak saya mengerti adalah mengapa dia memaksa saya untuk mengecap dengan tinta ini. Sementara truk saya kosong," tambahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan