Kewalahan Penuhi Pesanan Air Bersih
Ilustrasi air bersih--
Terpisah, Kepala Bagian Teknik PDAM Tirta Raja, Doni mengatakan, untuk PDAM Tirta Raja tidak lagi menjual air ke pedagang air tedmon. “Kalau dulu iya Pak. Soalnya dikhawatirkan mengganggu distribusi,” ujarnya.
Dikatakannya, karena jumlah pedagang air bersih saat musim kemarau ini jumlahnya meningkat. Diperkirakan yang menjalankan bisnis tersebut cukup banyak. Pedagang ini biasanya menggunakan sumber air dari air sumur bor. ‘’Jadi PDAM hanya membantu menyalurkan air ke masyarakat yang kesulitan air bersih, selain PDAM sendiri, juga melalui mobil tangki BPBD dan Damkar,’’ katanya.
Sementara itu, berkah juga dirasakan Trisno penggali subur di OKI. Diakuinya, sejak kemarau yang banyak warga yang meminta bantuannya untuk menggali sumur. ‘’Sudah ada lima warga meminta untuk menambah kedalaman sumurnya,’’ katanya.
Dikatakan, ini menjadi berkah tersendiri bagi dirinya karena dapat menambah menghasilan dari menggali sumur. ‘’Untuk satu meter itu saya patok harga Rp300 ribu,’’ katanya.
Trisno mengaku, menggali sumur besar resikonya. Ia juga tidak bisa melakukannya sendiri biasanya dibantu dua temannya. Ada yang sampai tiga hingga empat meter baru keluar airnya.
Kalau memang tidak keluar lagi airnya biasanya penggalian tidak bisa lagi dilakukan ." Kami tidak mau menanggung risiko takutnya nanti tanah diatas terbis kami tertimbun tanah,"imbuhnya.
Tapi permintaan menggali sumur ini musiman belum tentu tahun depan terjadi seperti ini. ‘’Karena kan kalau rumah di dataran tinggi sumur mereka kering kalau di dataran rendah masih cukup airnya,’’ ujarnya. (eno/bis/uni)