Tambah 350 Prajurit ‘Serbu’ OKI

BANTU AIR BERSIH: Personel Polres PALI berikan bantuan air bersih kepada masyarakat di sejumlah RT di Kecamatan Talang Ubi, kemarin. foto heru sumeks--

KAYUAGUNG  - SUMATERAEKSPRES.ID – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan-lahan gambut wilayah OKI jadi medan perang baru para prajurit TNI. Khususnya jajaran Kodam II Sriwijaya. Wujud dari koordinasi dan konsolidasi cepat semua unsur, sebanyak 350 prajurit akan kembali dikerahkan untuk membantu pemadaman.

 

Tambahan prajurit ini dilepas Pj Gubernur Dr Drs H Agus Fatoni bersama Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil dan Bupati OKI H Iskandar SE, kemarin (11/10). 

 

“Soal dana, jadi tugas bersama untuk mencarikannya,” kata Fatoni. Salah satunya, pemda dapat melakukan perubahan APBD dengan melakukan  pergeseran anggaran. "Karena ini sifatnya mendesak, bisa dilakukan pergeseran anggaran  setelah perubahan APBD untuk penanganan karhutla," tuturnya.

 

Ada juga bantuan  dari perusahaan,  dikoordinir untuk membiayai penambahan pasukan dan kegiatan lainnya. Sebelumnya, sudah dilakukan rapat terpadu di Jakarta. Yang tak hanya dihadiri Forkopimda, tapi juga para pimpinan perusahaan di Sumsel.

 

Semuanya diajak untuk terlibat aktif  dalam upaya menangani karhutla. “Respon dari perusahan  sangat baik. Akan ada bantuan sesuai kondisi masing-masing perusahaan tersebut,” imbuhnya. 

 

Sementara, Pangdam II/Sriwijaya  Mayjen TNI Yanuar Adil menjelaskan, sebanyak 350 pasukan ini dari didatangkan dari Lampung. ”Untuk satuan di Sumsel Sumsel sudah terbang melakukan kegiatan lain. Seperti  200 prajurit Raider posisinya di Papua. Yon Armed posisi di perbatasan dan Yon Zeni masih jalani operasi penugasan di Kongo,” bebernya.

 

Karena itu, mau tidak mau mengambil pasukan dari Lampung. Walau pun 143 anggota baru dua minggu pulang operasi dari Papua, tapi karena saat ini sifatnya kontijensi, mereka pun dipanggil kembali ."Mereka akan bertugas selama 30 hari di OKI," tegasnya.

 

Dalam pemadaman, akan digunakan teknik baru untuk percepatan penanganan karhutla. Yakni menggunakan cairan  yang bentuknya jel. “Akan dicoba  di OKI,” ucap Pangdam. Selain prajurit Kodam, dari Polda Sumsel juga mengerahkan personel ke OKI.

 

“Informasi dari Danlanud, Panglima TNI berikan dukungan dengan menambah tiga pesawat untuk melakukan TMC. Besok (hari ini) sudah bisa dioperasionalkan. Kita berdoa bersama semoga banyak hotspot dibasahi hujan," imbuhnya.

 

Pesannya kepada semua prajurit, dalam bertugas tetap perhatikan kesehatan. “Jangan sampai terpisah dari pasukan, apalagi sampai terjebak dan menjadi korban dalam upaya pemadaman karhutla,” pungkas Pangdam.

 

Bupati OKI H Iskandar SE mengucapkan terima kasih atas tambahan pasukan untuk membantu pemadaman karhutla. Menurutnya, Terkait anggaran, Pemkab OKI sudah menempatkan dana Bantuan Tidak Terduga (BTT) yang bisa digunakan untuk penanganan karhutla.

 

Ia menambahkan, perusahaan-perusahaan di OKI sejauh ini sudah proaktif dalam upaya membantu penanganan karhutla. “Seperti PT BMH  Sampoerna Agro, Wilmar dan lainnya, mereka sudah membantu memadamkan api di luar HGU perusahaan,” tambahnya.

 

Kemarin, PT Sampoerna Agro Tbk memberikan bantuan pembiayaan operasional penanganan karhutla sebesar Rp500 juta. Diserahkan Regional Head Plantation PT Sampoerna Agro Tbk Eldi Nuzan didampingi Manager CSR Fajar Suryono kepada Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil selaku Wakil Dansatgas Pengendalian Karhutlabunla.

 

Penyerahan bantuan dana disaksikan Kadis Perkebunan  Sumsel, Agus Darwa, Kepala  BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana, Ketua Gapki Sumsel Alex Sugiarto.

 

“Bantuan ini wujud nyata partisipasi kami dalam upaya percepatan pengendalian karhutlabunla,” kata Eldi. Nuza, Dengan gotong royong, pihaknya berharap persoalan karhutla di Sumsel dapat segera diatasi.

 

Terpisah, Pemprov Sumsel bekerja sama dengan Internasional Center for Research in Agroforestry (ICRAF) Indonesia evaluasi pelaksanaan program restorasi gambut. 

 

"Perencanaan dan pemulihan gambut harus lebih komprehensif. Proses ini membutuhkan kerja dan tenaga ekstra serta waktu yang cukup lama. Belum selesai tahun ini," ungkap Deputi ICRAF Indonesia, Andree Ekadinata di Hotel Aryaduta Palembang, kemarin. 

 

Sekda Sumsel, SA Supriono, mengungkapkan, saat ini luas lahan gambut di Sumsel mencapai 1,2 juta hektare. Sebagian besar di OKI, Muba dan Banyuasin. "Pemulihan gambut tidak mudah. Kalau gampang, mungkin sejak dahulu bisa terselesaikan. Belum lagi, situasi sekarang yang sedang tidak menentu," terangnya. 

 

Karena itu, butuh desain yang baik agar program ke depan berikan dampak lebih optimal terhadap pelaksanaan restorasi gambut di Sumsel. (uni/afi/*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan