https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Sumber Air Kering, Tambah Personel

*Minta Perusahaan Tambah Embung

*Optimalkan Dana Desa untuk Karhutla

SUMSEL , SUMATERAEKSPRES.ID- Ancaman bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seperti tahun 2015 makin nyata di Sumsel. Saat ini, semakin banyak dan luas lahan terbakar. Tidak hanya di OKI dan Ogan Ilir, tapi juga di beberapa kabupaten/kota lain.

Untuk di OKI, terjadi di wilayah Pampangan, Sepucuk, Pangkalan Lampam, Pedamaran dan Tulung Selapan. "Saat ini titik kebakaran lahan menyebar. Tim satgas pemadaman juga disebar. Termasuk armada water bombing,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, kemarin (3/10).

Dengan kekuatan personel dan peralatan yang menyebar, upaya pemadaman tetap diupayakan semaksimal mungkin. Di lapangan, satgas menemukan berbagai kendala.

Salah satu yang utama, keringnya sumber-sumber air/kanal di kawasan/lahan gambut. Iqbal mencontohkan di OKI. Proses pemadaman butuh waktu cukup lama. “Karena persediaan air telah banyak berkurang. Di OKI sudah 71 hari tidak turun hujan sehingga air di kanal mulai mengering," ucapnya.

Tim darat maupun helikopter water bombing harus menempuh jarak lebih jauh dari lokasi pemadaman untuk mendapatkan air untuk , pemadaman. Kondisi alam lain yang mempercepat meluasnya karhutla adalah kencangnya tiupan angin. Api dengan cepat ‘meloncat’ ke lahan-lahan kering di sekitar titik api. Bahkan, gambut yang dalam sudah terbakar. Dengan kedalaman 8 meter atau lebih, praktis upaya pemadaman jadi tidak mudah dan cepat.

Kendala lain, lokasi karhutla yang jauh dan sulit dijangkau satgas darat. “Dalam kondisi seperti ini, mau tidak mau water bombing dikerahkan untuk melakukan pemadaman,” jelas Iqbal. Kemarin, digelar rapat koordinasi di Lanud Sri Mulyono Herlambang (SMH) Palembang.

Hadir Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK. Danrem 044/Gapo Brigjen TNI M Naudi Nurdika selaku Dansatgas Penanggulangan Karhutla Sumsel. Wakapolda Sumsel Brigjen Pol M Zulkarnain dan Danlanud SMH Palembang Kolonel Pnb Sigit Gatot Prasetyo. "

Kapolda minta perusahaan di kawasan yang terjadi karhutla untuk membantu membuat embung-embung baru. Sebagai sumber air untuk upaya pemadaman satgas darat dan helikopter water bombing.

"Gali tanah dengan alat berat yang dimiliki agar terbentuk embung yang dapat diambil airnya oleh helikopter water bombing," katanya. Untuk pemadaman karhutla melibatkan 12 helikopter.  Terdiri dari 5 unit helikopter water bombing milik PT Sinarmas, 4 unit helikopter water bombing dari BNPB yang diperbantukan di Provinsi Sumsel. "Berikut 2 unit kelikopter patrolinya, serta 1 unit helikopter patroli Baharkam Polri," tambah Kapolda.

Fokus kegiatan pemadaman di daerah Kabupayen OKI. Seluruh operasi udara ini dikendalikan oleh Kadisops Lanud SMH Palembang Letkol Lukman. Untuk memperkuat personel penanganan karhutla di lapangan, Polda Sumsel menambah 100 personel Satuan Brimob dan Direktorat Samapta Polda Sumsel.

"Kami sebar ke 20 desa di Kabupaten OKI, guna melaksanakan patroli dan mencegah masyarakat membakar lahan,"terangnya. Guna memperkuat 360 personel yang telah ditugaskan sebelumnya. Bahkan dalam waktu dekat, akan diperkuat lagi dengan 2 Kompi TNI, atau setara dengan 200 personel.

Kapolda menjelaskan, wilayah OKI menjadi prioritas pemadaman karena asap karhutlanya terbawa angin ke arah kota Palembang. Untuk sasaran pemadaman yakni daerah Jungkal, Tulung Selapan, Pampangan, Cengal dan Pedamaran.

"Kita juga mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten OKI yang menyediakan 10 buah pompa air portabel dan 50 buah selang. Kemudian ada juga masker dan kacamata anti asap," jealsnya. Semua  Camat dan Kepala Desa diminta kerahkan tim bersama-sama dengan TNI, Polri dan BPBD terlibat dalam pemadaman karhutla.

Setelah rakor pagi kemarin, dilanjutkan dengan pemantauan operasi pemadaman api oleh Danrem 044/Gapo, Wakapolda Sumsel dan Danlanud SMH Palembang. Menggunakan helikopter Dauphin Baharkam Polri.

Selain OKI, ada 25 personel Brimob Polda Sumsel yang di-BKO-kan ke wilayah Banyuasin. “Kedatangan personel Brimob dalam rangka penanganan karhutla,” ujar Kapolres Banyuasin AKBP Ferly Rosa Putra SIK, usai apel penyambutan, kemarin.

Sebanyak 25 personel itu ke desa yang banyak hotspot, yakni  posko penanggulangan Desa Gasing kecamatan Talang Kelapa, Desa Rantau Bayur kecamatan Rantau Bayur, dan Desa Sungai Pinang kecamatan Rambutan.

Sementara, polusi kabut asap di wilayah Musi Rawas-Lubuklinggau- Muratara (MLM) semakin terasa. "Kita terasa seperti ikan disalai. Mata terasa pedas. Pagi tebal sekali kabut asapnya, terasa sampai siang,” cetus Alimun warga Kecamatan Rupit, Muratara.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Silampari Lubuklinggau, Mega Herdiansyah mengatakan, saat ini belum ada dampak kabut asap terhadap aktivitas penerbangan di Bandara Silampari.

Kemarin, di Musi Rawas tercatat 6 hotspot dan Muratara 8. Kabag Ops Polres Muratara, Kompol Dedi Rahmad Hidayat mengatakan, kemarin pihaknya memang melakukan pemadaman di wilayah Rupit. “Kita keroyokan," tegasnya.

Untuk Ogan Ilir, ISPU kemarin di angka 142. Posisinya 6 nasional kota berpolusi di Indonesia versi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kesehatan (KLHK). “Kita sudah masuk tanggap darurat karhutla. Seluruh kepala desa, lurah dan camat dipanggil untuk diberi sosialisasi pengendalian karhutlah.

"Pak Bupati mengarahkan agar semua komponen, kades, kelurahan, kecamatan dan petugas lapangan seperti masyarakat peduli api (MPA) agar lebih aktif lagi dalam pengendalian karhutla," ujar Sekda Ogan Ilir, Muhsin Abdullah.

Pemkab Ogan Ilir juga mengarahkan penggunaan dana desa (DD) untuk membeli peralatan penanganan karhutla. “Sesuai kemampuan dan kebutuhan APBD Desa," jelasnya. Pemkab Ogan Ilir telah menerima SK bantuan dana untuk pengendalian karhutla. Termasuk dalam pembelian pompa, jetsprayer, motor, ataupun perahu. Sesuai kebutuhan desa.

Kalaksa BPBD Ogan Ilir, Edi Rahmat menyebut, kemarin ada karhutla di 7 titik. Yakni di Desa Belanti kecamatan Tanjung Raja (belakang SMAN 2 Tanjung Raja). Lalu, Desa Pulau Negara kecamatan Pemulutan barat, Desa Meranjat 1, Arisan jaya, Sakatiga (dekat kampus Raudhatul Ulum dan PT AHA), Tanjung Raja Timur serta di jalan Sarjana kelurahan Timbangan.

"Untuk update lahan terbakar per 2 Oktober sudah 904,95 hektare pada 13 kecamatan dan 94 desa/kelurahan. Total 209 kali kejadian," ungkap Edi. Untuk kebakaran di Desa Pulau Negara kecamatan Pemulutan Barat berada di tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Gunungan sampah itu  terbakar dua hari terakhir.

“Berawal dari karhutla, menyambar gunungan sampah,” jelas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Ogan Ilir, Sunarto. Luas TPA yang terbakar sekitar setengah hektare.

Di OKI juga mengusulkan agar bisa menggunakan dana desa untuk membantu penanganan karhutla. “Tapi masih ragu regulasinya, takut jadi temuan. Kalau bisa, DD tahap 3 ini sebagian untuk karhutla,” jelas Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin.

Jumlah hotspot hingga kemarin ada 440 titik dan firespot 70 persen dari jumlah itu. Untuk karhutla tersebar di lima kecamatan yakni Pampangan, Pangkalan Lampam, Cengal, Tulung Selapan dan Pedamaran.

Kasubdit 3 Tipidkor Ditreskrimsus Polda Sumsel, Kompol Wiwin Junianto Supriadi SIK berharap seluruh kepala desa dapat bersinergi dalam penanganan karhutla di OKI. Salah satunya mengoptimalkan penggunaan dana desa sesuai dengan prioritas berdasarkan Permendes No 8/2022. “Kepala Desa harus kooperatif, jangan menghindar. Ini tugas mulia, untuk kelangsungan hidup orang banyak,” tambah Dandim OKI/0402 Letkol Inf Irsyad M Pane. (yun/air/qda/zul/ebi/kur/dik/uni)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan