Sempat Kecanduan Games, Bercita-cita Dirikan Ponpes
*Mengenal Syahrul, Alumni Ponpes Muqimus Sunnah Lulus Universitas Al-Wasathiyyah
SUMATERAEKSPRES.ID - Hadramaut menjadi salah satu destinasi utama bagi pelajar Indonesia yang ingin mendalami Ilmu Syariat. Alumni Ponpes Muqimus Sunnah, Syahrul Ramdani Assidiq pun beruntung bisa kuliah ke sana dan lulus Universitas al-Wasathiyyah.
Ibnu Holdun – PALEMBANG
H Jakfar Siddiq, merupakan orang tua dari salah satu mahasiswa yang masih menggali ilmu di Hadramaut, Yaman, Syahrul Ramdani Assidiq. Dia merupakan anak kedua dari ketiga orang anaknya. Kini Rama-sapannya-menggali ilmu sudah 4 tahun di sana. Meskipun jauh dan tidak pulang kampung, Rama tetap bersemangat menambah keilmuannya tentang Islam.
H Jakfar pun bersemangat menjelaskan perihal anaknya bisa masuk dan lulus di Yaman. “Terus terang waktu dia kecil dahulu, sebagai orang tua kami pusing kepala. Setiap pulang sekolah langsung menghilang dan main game di warnet bersama teman-temannya. Setiap hari betul ia lakukan,” jelas Jakfar.
Karena itu dia bersama istri, Hj Yusnita mencari cara agar anaknya melupakan permainan game yang sudah mencandu tersebut. Beruntung di dekat rumah mereka bertetangga dengan kepala sekolah Pondok Pesantren (Ponpes) Muqimus Sunnah. “Kami titipkan kepada pak Husni Thamrin untuk diberikan ajaran mengenai agama Islam. Alhamdulillah berkat belajar di sana, hilang juga kecanduannya bermain game online,” katanya.
Selama kurang lebih 6 tahun dia menggali ilmu agama di Muqumus Sunnah. Selama itu pula tingkah laku serta adabnya berubah. Lebih islami dengan adab lebih santun. “Mendapatkan ijazah, Rama kemudian melanjutkan program S1. Beruntung ada program belajar ke luar negeri dan Alhamdulillah Rama satu-satunya murid yang diterima di Universitas Yaman,” papar Jakfar.
Pria yang memiliki usaha fotokopi ini bercerita selama belajar di Yaman, ternyata biaya hidup anaknya tidak terlalu besar. “Sekitar US$ 100 setiap bulannya, jadi hanya Rp1,5 juta. Di situ sudah termasuk semuanya, tempat tinggal, makan dan minum serta uang saku. Jadi dibanding masuk ponpes di sini, biaya yang dikeluarkan sama,” jelasnya.
Setahu H Jakfar, anaknya mengambil Jurusan Ushulfiq atau Hadis. Kalau untuk Alquran tafsirnya. Saat ini Rama sudah menyelesaikan penuh S1. “Rama tengah mengambil berkah belajar dengan ulama besar Habib Umar di Hadramaut. Memang rencana tahun depan dirinya mengambil S2 di Yaman. Jadi tahun ini dan tahun depan belum pulang, masih terus mengejar ilmu,” jelas Jakfar.
Menurutnya, anaknya memiliki minat mendirikan ponpes di Indonesia khususnya Kota Palembang. “Jadi ilmu yang dia dapat rencana mau dicurahkan dengan generasi penerus bangsa. Rencananya mendirikan ponpes dan sebenarnya ini sejalan dengan cita-cita kakeknya, berharap sang cucu mendirikan ponpes,” ungkap Jakfar.
Jauh-jauh hari Rama pun sudah mengungkapkan keinginannya dengan ayahandanya. “Sekarang kito lagi berejo nyiapke lahan. Alhamdulillah sudah ada gambarannya, mudah-mudahan di lahan tersebut dapat didirikan untuk Rama menyumbangkan ilmunya bagi kemaslahatan umat,” doa Jakfar. Rama sendiri bercerita sangat senang mendalami ilmu agama. Dirinya meminta doa agar yang dia cita-citakan terwujud yakni mendirikan ponpes agar dapat menularkan ilmu agama kepada generasi muda. (*/fad/)