https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Palembang Putuskan Sekolah Daring

*Forkopimda Sumsel dan Palembang Gelar Salat Istisqa *Mulai Hari ini, TMC Selama 6 Hari

PALEMBANG - Kondisi cuaca semakin tidak bersahabat. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Palembang, masif menyebar di sejumlah daerah. Seolah tidak mau kalah dengan karhutla di Kabupaten OKI dan Ogan Ilir (OI). Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kota Palembang pada Sabtu (30/9), mencapai 305. Artinya, kualitas udara sudah sangat berbahaya dihirup secara langsung. ISPU Palembang terus mengalami peningkatan, kabut asap tebal bisa mengganggu kesehatan pernapasan. Untuk itu,Gubernur Sumsel H Herman Deru dan forkopimda, melaksanakan salat istisqa. Memohon kepada Allah Swt, untuk menurunkan air hujan.
“Saya pikir ini untuk kita semua. Mudah-mudahan doa kita dalam salat istisqa ini diijabah Allah SWT,” ucapnya, di halaman Griya Agung, Sabtu (30/9).
Gubernur yang hari ini (1/10) berakhir masa jabatannya, berharap masyarakat menggunakan masker untuk menjaga kesehatan. Terutama anak-anak. BACA JUGA : Kualitas Udara Makin Berbahaya: Ratu Dewa Ajak 1.990 Masjid di Palembang Gelar Salat Istisqa “Sekali lagi ini bukan untuk kepentingan pribadi. Tetapi kepentingan masyarakat dunia, Indonesia, dan Sumsel,” tuturnya. Deru meyakini, salat istisqa ini tidak hanya dilaksanakan di Sumsel saja.  Di belahan dunia termasuk Indonesia, juga banyak dilaksanakan. “Dengan harapan datang hujan untuk membasahi bumi Allah SWT,” katanya. Kondisi Sumsel, lanjut Deru, sama dengan kondisi setiap sudut negara dan dunia. Terdampak El Nino, semua merasakan kemarau. “Dan harus kita melaksanakan istisqa. Berbeda dengan 2 tahun kemarin, kita hanya merasakan La Nina,” ulasnya. Dimana pada masa La Nina 2 tahun lalu, kemarau masuk dalam kategori basah. “Masih ada hujan dalam kurun waktu tertentu. Tetapi ini El Nino, agak keras sedikit pecaknyo. Bayangkan, ada saja wilayah di Sumsel 30 hari tanpa hujan (HTH). Kita tidak hanya pikirkan diri kita, tetapi flora dan fauna. Tata kelola air irigasi sudah kebingungan mengelola air yang mana,” paparnya. Apalagi di bulan-bulan ini, biasanya sedang panen padi sawah dan jumlahnya ratusan ribu hektare.
“Tetapi ini sebagian gagal panen. Jadi doa kita tidak diperuntukkan bagi diri sendiri. Namun bagi seluruh masyarakat Sumsel pada khususnya, dan juga masyarakat Indoensia dan dunia,” katanya.
Kita panjatkan doa melalui salat istiqa dan doa mandiri dari kita. Kita mohon diturunkan hujan. "Tadi, kenapa saya bacakan ayat sukur Surah Ibrahim. Masih untung kita, karena di Timur Tengah, setahun cuman hujan sekali,” tambahnya. Beberapa hari, Deru mengungkapkan saat kunjungan ke Kabupaten Muba, turun hujan. Namun sebatas menyirami saja. Kemungkinan hotspot jadi nol pada saat itu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan