https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Persiapkan Masa Pensiun, Berkebun Jeruk

Inspirasi Hamdan, ASN Pemkab Empat Lawang

Untuk mempersiapkan masa pensiunnya dari status ASN Pemkab Empat Lawang, Hamdan mulai merintis kegiatan bercocok tanam. Ia memilih berkebun jeruk. Ternyata hasilnya cukup memuaskan. Tidak kalah dengan dengan gaji pegawai. ------------ Dengan bermodal ilmu dari YouTube, Hamdan mulai belajar cara-cara bertani jeruk. Mulai dari cara pembibitan, bagaimana menanam, pemupukan hingga panen. "Belajar dari Youtube lalu dipraktekkan di lahan kebun saya di Jalan Poros.
Lahannya tidak terlalu luas, sekitar seperempat hektar. Saya Tanami pohon jeruk sekitar 100 batang," bebernya.
Bibit jeruk yang ia tanam jenis Siam Madu dan BW atau Chokun. Sebatang jeruk bisa menghasilkan 50 kg buah jeruk. Itu jika batang jeruk sudah berumur 4 tahun lebih. Bibit jeruknya ia dapatkan dari Lampung. Dengan tinggi sekitar 60 cm, harganya Rp12 ribu per batang. Sudah termasuk ongkir.
"Saya mulai tanamnya tahun 2014. Saat masih aktif di Dinas Pertanian. Ukuran jarak tanamnya 5x5 meter," jelasnya.
Sebelum tanam, lahan dibersihkan dulu lalu dilubangi dan diberi pupuk pupuk kandang. Tunggu sampai musim hujan, baru dilakukan penanaman. Perawatannya, diberi pupuk urea atau pupuk campuran setahun 3 kali pemupukan. Setelah umur 6 bulan dan 1 tahun sudah mulai berbuah. Tapi buah pertama ini lebih baik dibuang karena menghambat nutrisi batang. Diusia 2,5 tahun buahnya bisa dipanen dan dipasarkan. Sedangkan jarak antara berbunga sampai panen sekitar 8 bulan. Itu untuk hasil buah yang manis. Kalau untuk jeruk peras 6 bulan sudah bisa panen karena susah tua dan cocok untuk dijadikan jeruk peras. Tanaman jeruk ini jangka waktunya juga cukup lama. Sehingga cocok untuk dijadikan penghasilan jangka panjang. Karena bisa berbuah sampai 15 tahun dengan pengelolaan yang baik.
"Kalau kendala pasti ada, antara lain lalat buah tapi bisa diatasi pakai perangkap lalat. Selanjutnya kutu batang karena bisa mematikan batang tapi bisa diatasi pakai kapur," jelasnya.
Menurut Hamdan yang sekitar 5 tahun lagi memasuki masa pensiun, jeruk jenis ini sangat cocok di daerah panas, seperti di daerah Tebing Tinggi Kabupaten Empat Lawang. Bisa berbuah lebat dan bagus dikembangkan. Sekarang tanaman jeruk ini sudah banyak di daerah Paiker dan Ulu Musi. Sedangkan di Tebing Tinggi baru sedikit. Pemasarannya selain dijual di Pasar Pulo Mas juga ke Bengkulu. Jeruk peras dijual Rp5 ribu per kg, itu di Pasar Pulo Mas. Tapi kalau dijual di Bengkulu bisa Rp6-7 ribu. Tapi jumlahnya harus banyak, 4-5 pikul. Saat ini di lahan Hamdan kurang lebih ada 100 batang jeruk yang sudah panen. Sekarang ia sudah melakukan perluasan lahan hingga 1,5 hektar. Kurang lebih 600 batang.
 "Usia jeruk yang baru ditanam ini sekitar 6 bulan. Mudah-mudahan tumbuh subur dan berbuah lebat," tukasnya. (eno)
   

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan