IPM Sumsel Sudah Level Tinggi

Kemiskinan Ekstrem Turun Signifikan

PALEMBANG - Pemprov Sumsel terus mendorong penurunan angka kemiskinan ekstrem. Berbagai program termasuk kolaborasi dan sinergi dengan kabupaten/kota dilakukan. Ternyata hal itu membuahkan hasil dimana berdasarkan  data Badan Pusat Statistik (BPS), angkanya turun menukik tajam menjadi 1,41 persen dari 3,19 persen pada tahun 2022. Kepala BPS Provinsi Sumsel, Wahyu Yulianto MSi menjelaskan kemiskinan Sumsel secara makro mencapai 11,95  persen pada 2022 lalu turun jadi 11,78 persen.
Kemiskinan ekstrim yang memang turun sangat tajam, hampir 50 persen tahun ini,” jelasnya.
Ini menandakan kerak-kerak kemiskinan terangkat, instrumen pendukungnya ya pendekatan Gubernur salah satunya bantuan yang tepat sasaran, program GSMP yang memberdayakan masyarakat, mengurangi beban konsumsi mereka. Selain itu, kata dia, program dan kolaborasi dari daerah  pun berhasil dimana tak hanya memberi bantuan, juga membangun kemandirian berupa pekerjaan atau usaha sehingga masyarakat bisa keluar dari kemiskinan ekstrim.
"Kemiskinan tertinggi ada di Musi Rawas Utara mencapai 18 persen dan ini terus kita dorong turun," lanjutnya.
Selain kemiskinan ekstrem, kata dia, tak kalah pentingnya naiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Sumsel yang dulu kelasnya sedang di bawah angka 70, sekarang sudah ke level tinggi 70,90. “Memang IPM itu satu indikator yang multidimensi, berbeda seperti pertumbuhan ekonomi bisa melaju tinggi.
Kalau IPM itu jangka panjang, untuk menaikkan satu poin saja butuh effort (upaya)  yang besar dari Pemda,” tuturnya.
Wahyu menyebut komponen menaikkan IPM Provinsi Sumsel salah satunya kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. “Ketiganya berjalan beriringan. Dari sisi angka harapan hidup juga meningkat, harapan lama sekolah  kita sudah level D1.
Tingkat pendapatan perkapita masyarakat naik. Jadi 3 komponen yang perlu dipahami, kita tidak bisa kalau menggerakkan IPM pada satu sisi dimensi saja, harus bergerak sama-sama,” katanya.
Wahyu menerangkan  pertumbuhan ekonomi  Sumsel juga meningkat signifikan sebesar 5,24 persen melampaui nasional 5,11 persen. Hasil sensus pertanian mengidentifikasi ada 1,6 juta rumah tangga petani dan dalam satu rumah tangga petani itu bisa menggerakkan atau mengelola dua unit usaha, yang relevan dengan di angkatnya 2 ribu Tenaga Pendamping Peningkatan Ekonomi Pertanian (PPEP) oleh Gubernur, H Herman Deru. Gubernur Sumsel, H Herman Deru mengaku bangga dengan upaya yang telah dilakukan Pemprov Sumsel 5 tahun terakhir berhasil menurunkan kemiskinan ekstrem  di Sumsel.
“Good news betul ini. Ini merupakan legacy bagi pelaku pemerintahan dan ini juga akan menjadi sprit bagi masyarakat,” katanya.
Dia menegaskan sudah ada paradigma perubahan pengembangan petani utuh atau original, menjadi petani berjiwa entreprenuer yang relevan dengan  di angkatnya 2 ribu PPEP. "Artinya betul kita tidak salah terapi. Dari 1,2 menjadi 1,6 juta berprofesi petani. Ini sangat keren, terima kasih saya sampaikan kepada semua unsur elemen masyarakat, bersama-sama kita bawa Sumsel Maju Untuk Semua,” tandasnya. (yun/fad)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan