https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kabur ke Palembang Naik Motor Korban

BAGAIMANA Dede Nurkholik (23), usai membunuh korban, sempat diceritakannya kepada polisi yang menangkapnya. Dede mengaku menggunakan pisau dapur, yang ada dalam rumah tempat mereka tinggal, Jl Sejahtera, RT 02, Kelurahan Taba Jemekah, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, Lubuklinggau. Dia melakukannya Kamis (7/9), sekitar pukul 04.00 WIB. Mereka memang tidur satu kamar, di kamar belakang. Sedangkan bos seblak tempat mereka bekerja, Nia, di kamar depan. “Saya ambil pisau dapur,” kata Dede. Subuh itu, korban sedang tidur. Menggunakan pisau dapur dalam genggaman tangannya itu, Dede dua kali menikam korban. Ke bagian vital. “Dua kali, ke leher dan punggung,” sebutnya. Korban memang sempat berontak dan berusaha melawan, namun tidak lama. Mahasiswa semester VII STAI Bumi Silampari Lubuklinggau itu, meninggal dunia. BACA JUGA : Motif Pembunuhan Ketua Mapala Masih Misteri, Tetangga Kontrakan Mulai Mengungsi Dede mengakui, yang menulis “Maaf Yah Teh”, ada dinding kamar menggunakan darah korban. Namun dia belum menjelaskan alasan perbuatannya itu. Apalagi, bos seblak Nia adalah kerabatnya sesama dari Cianjur. Kemudian, Dede juga mengambil uang untuk modalnya kabur. “Ada ambil uang Teteh, sekitar Rp400 ribuan,” tambahnya. Usai membunuh korban, Dede mencuci tangannya dari darah yang ada. Lalu mengepel lantai yang terdapat bercak darah. Dia beres-beres pakaian, menutup tubuh korban yang terkapar di lantai menggunakan selimut. “Terus ambil motor Frengki,” akunya. Dari Kota Lubuklinggau, dia kabur ke Kota Palembang mengendarai motor Astrea Grand  milik korban.

“Pisaunya juga saya bawa, terus buang ke gorong-gotong,” tambahnya, di hadapan Kasubdit IV/Kamneg Ditintelkam Polda Sumsel AKBP Alex Ramdan, SE.
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, sampai di Palembang. Dia sempat bingung mau ke mana. “Saya ke arah Tanjung Api-Api (TAA), di sana empat hari,” terangnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan