4,3 Persen Terserang Penggerek Batang
INDRALAYA , SUMATERAEKSPRES.ID- Penggerek Batang Padi merupakan salah satu hama yang dikeluhkan para petani. Biasa disebut sundep pada fase vegetatif dan disebut beluk pada tanaman fase generatif.
‘’Dimana serangan hama ini dapat kita lihat pada tanaman padi yang berubah warna dari hijau segar menjadi kekuningan," ujar Petugas pendamping peningkatan ekonomi pertanian - pengendali organisme pengganggu tumbuhan (PPEP- POPT) Ogan Ilir, Akhmad Syawaluddin, SP.
Mengantisipasi hal tersebut, pihaknya melakukan monitoring Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada pertanaman padi. Berlokasi di Desa Tanabang Ilir Kecamatan Muara Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir.
"Biasanya ketika batang tanaman di cabut terasa lebih mudah, hal ini disebabkan karena jaringan tanaman yang rusak akibat larva penggerek batang. Gejala serangan yang berat dapat menurunkan produksi tanaman dan kerugian bagi petani," jelas Akhmad.
Luasan lahan sawah yang dilakukan monitoring saat itu berkisar 21 hektar. Umur tanaman padi berkisar 65-80 hari setelah tanam (HST).
Sedangkan varietas yang ditanam adalah Inpari 32 dan Ciherang.
"Berdasarkan pengamatan, OPT yang ditemukan yaitu Penggerek Batang dengan luas serangan 1 Ha intensitas 4,3 persen," sebutnya.
Sedangkan musuh alami yang ditemukan yaitu Laba-laba, Kumbang Koksi dan Capung. Setelah dicermati, petani direkomendadikan melakukan beberapa langkah antisipasi.
Guna mencegah penyebaran hama penggerek barang makin meluas lagi.
"Kami rekomendasikan untuk melakukan sanitasi lahan, Pengendalian secara mekanis dengan cara pengumpulan kelompok telur dan larva lalu dimusnahkan," jelasnya.
Lalu, pengendalian menggunakan APH Beauveria bassiana. Apabila serangan telah melewati ambang ekonomi, lakukan pengendalian dengan pestisida berbahan aktif Dimehipo dengan menerapkan prinsip 6 tepat.
Dilanjutkan dengan pemupukan berimbang. Pengamatan rutin untuk memantau perkembangan OPT. (dik)