Calon Ibu Wajib Tahu Apa Itu Plasenta Previa
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Saat hamil, seseorang perlu memperhatikan kondisi kesehatan dengan lebih seksama.
Bukan tanpa alasan, karena ada banyak komplikasi yang bisa membahayakan kondisi kesehatan ibu dan janin. Salah satunya, adalah plasenta previa.
“Yakni, kondisi saat plasenta berada terlalu rendah atau bahkan menutupi mulut rahim. Jelas dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin Palembang Dr. dr. K. Yusuf Effendi , Sp. OG, KFER, kemarin.
Katanya, ketika seseorang sedang hamil, secara otomatis akan terbentuk plasenta yang kemudian menempel pada bagian dinding rahim.
"Plasenta ini berfungsi menyalurkan nutrisi dan oksigen sekaligus membuang zat yang tidak dibutuhkan dari darah janin melalui tali pusar.
Pada kondisi normal, plasenta melebar menjauhi serviks. Namun, jika ibu mengalami plasenta previa, kondisi plasenta tidak menjauh, bahkan menutupi serviks,"terangnya.
Lebih jauh dijelaskan, komplikasi kehamilan ini ditandai dengan perdarahan yang biasanya muncul pada tiga bulan terakhir masa kehamilan atau trimester ketiga
. "Meskipun jarang terjadi, ibu hamil perlu berhati-hati karena jika tidak segera ditangani membahayakan kondisi kesehatan ibu dan janin,"terangnya lagi
Penyebab terjadinya plasenta previa belum diketahui dengan pasti. Ibu hamil perlu waspada terhadap hal-hal yang bisa meningkatkan faktor risiko terjadinya gangguan kehamilan ini.
Seperti, Hamil ketika berusia lebih dari 35 tahun. Pernah melakukan operasi pada bagian rahim.
Merokok dan konsumsi obat terlarang. Pernah mengalami keguguran. Pernah menjalani kelahiran caesar. Memiliki riwayat plasenta previa.Kehamilan kedua atau pernah melahirkan.
"Perdarahan yang menjadi gejala utama plasenta previa perlu mendapatkan penanganan.
Jika terlambat, ibu rentan mengalami komplikasi yang cenderung membahayakan keselamatan, salah satunya adalah syok hipovolemik,"terangnya.
Selain itu ada juga komplikasi lainnya jika terkena plasenta previa seperti, kelahiran prematur, yang biasa terjadi jika perdarahan ibu tidak terkontrol.
Cedera ketika bayi lahir. Terjadinya asfiksia janin ketika masih berada dalam kandungan.
Tromboemboli vena, yang umum terjadi apabila ibu hamil menjalani prosedur rawat inap yang terbilang lama.
"Bisa juga terjadi sebagai dampak dari penggunaan obat antikoagulan jangka panjang,"sambungnya
Lanjut dokter Yusuf, sebelum melakukan penanganan, dokter akan melihat gejalanya terlebih dahulu, juga seberapa parah perdarahan yang terjadi.
Lalu, dokter menganjurkan ibu untuk beristirahat total dan tidak melakukan aktivitas yang berat.
"Selain itu, ibu tidak dianjurkan untuk berhubungan intim atau melakukan aktivitas yang melibatkan Miss V,"ucapnya
Katanya, Ibu hamil yang mengidap plasenta previa tidak mungkin melakukan persalinan normal karena memiliki risiko terjadinya perdarahan hebat.
"Jika komplikasi yang ibu alami berada dalam tahapan parah atau akut, dokter menyarankan ibu untuk dirawat inap untuk memudahkan pengawasan,"ucapnya lagi.
Selama perawatan, dokter memberikan obat untuk mencegah ibu mengalami kontraksi.
Selain itu, ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi obat yang berfungsi untuk mempercepat matangnya paru-paru sang janin, hanya ketika janin harus segera dilahirkan meski belum masuk waktunya (kelahiran prematur).
"Selalu periksakan kondisi kehamilan ibu agar segala komplikasi yang mungkin terjadi bisa segera dideteksi dan mendapatkan penanganan,”pungkasnya.(nni/lia)