Harga Timun Mahal, Cost Membengkak 

KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Meski harga timun di pasaran tinggi, tapi ini tidak memberikan untung besar bagi para petani timun di Kelurahan Tanjung Rancing Kecamatan Kayuagung.

Pasalnya cost biaya membeli bensin sebagai bahan bakar untuk   pompa air penyiraman membengkak.

Neni petani Timun mengaku, sejak hujan yang sudah lama tidak turun dua hari sekali ia harus merogoh kocek untuk membeli bensin Rp52 ribu.

Karena penyedotan air di sungai jauh dari kebun dan dua hari sekali harus dilakukan. ‘’Beginilah kondisinya besar biaya operasional," terangnya.

Kalau tak seperti itu, lanjutnya,  maka lima ribu tanaman timun akan mati.  ‘’Sekarang saja kalau biasanya sekali panen seminggu bisa 50 kg saat ini hanya 18 kg.

Itu saja buahnya kecil-kecil,’’ katanya.

Jika tidak dipanen, lanjutnya, dikhawatirkan buah timun akan membusuk. Karenanya meski panen sedikit, dirinya berusaha untuk memanen dan menjualnya langsung ke pasar.

Harga dipasara timun dijualnya hanya Rp5 ribu per kg. ‘’Harga sayuran semuanya naik karena buahnya jauh berkurang.

Sekarang selain tanaman timun juga panen pare tapi buahnya juga kecil-kecil sudah dikasih pupuk masih saja kecil karena kondisi cuaca panas seperti ini.

Ia tetap bersyukur masih bisa panen sayuran meski jumlahnya jauh menurun dibandingkan saat cuaca hujan.

" Kami buka kebun ini kan juga mengupah, jadi sudah banyak modal keluar,"tandasnya.(uni)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan