Hemat Tenaga Kerja, Permudah Petani Tanam Padi

*Melihat Penggunaan Transplanter Jajar Legowo dalam Penanaman Padi

Budidaya pertanian padi menjadi salah satu komoditas utama mendukung ketahanan pangan. Pertambahan populasi penduduk nyatanya tidak membuat petani yang mengelola sawah ikut bertambah. Menjawab tantangan itu, teknologi mesin penanam padi sudah mulai dicoba oleh beberapa petani di Ogan Olir. Seperti apa bentuknya? ANDIKA – Ogan Ilir SEKALI langkah 12 bibit padi tertancap di  lahan sawah. Hanya hitungan detik dan tidak membebani petani harus menekuk punggung. Ini merupakan salah satu cara bertanam padi yang efisien. Untuk cara lama, bertanam padi perlu tenaga ekstra. Mencari tenaga kerjanya pun kini tergolong sulit. Karena tidak banyak lagi yang mau jadi petani. Salah satu strategi untuk mengatasi ancaman kelangkaan tenaga kerja di bidang pertanian adalah dengan penerapan mekanisasi pertanian. Salah satunya dengan mesin tanam bibit padi transplanter jajar legowo. “Beberapa petani di Desa Pematang Bangsal dan Sungai Lebung sudah dimudahkan dengan hadirnya mesin transplanter jajar legowo. Menanam padi jadi lebih cepat dan efisien tenaga kerja,” ujar Aprianto, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Pemulutan Selatan, Aprianto. Diakuinya, penerapan alat dan mesin pertanian (alsintan) tersebut sejatinya sangat diperlukan. Terlebih untuk meningkatkan produktivitas lahan dan tenaga kerja, mempercepat dan mengefisiensikan proses, dan sekaligus menekan biaya produksi. Mesin transplanter ini terdiri atas lima bagian utama. “Mesin ini menerapkan sistem penanaman dan sistem pengumpan bibit padi metode tanam jajar legowo. Sehingga hasil tanam padi juga lebih rapi dan efektif,’’ katanya. Diperkirakan, kemampuam operasional dengan mesin ini mampu menggantikan 20 tenaga kerja tanam/ha. Waktu kapasitas tanam sampai 5-6 jam/ha. Sehingga mampu menurunkan kebutuhan tenaga kerja dan biaya tanam sekaligus mempercepat waktu tanam. “Mesin transplanter ini adalah bantuan dari Kementan kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Ogan Ilir yang dapat dipakai mengajukan peminjaman oleh para petani,” tukasnya. Adanya mesin tanam ini, tentunya sangat menghemat biaya dan mempercepat waktu penanaman. Sehingga laju peningkatan produksi padi dapat dicapai. Penanamannya juga akan  mengatur jarak padi. Sehingga pertanaman memiliki barisan yang diselingi oleh barisan kosong. Jarak tanam pada barisan pinggiran sekitar setengah kali jarak tanam atau barisan.
“Sistem jarwo memiliki juga keunggulan  menambah jumlah populasi tanaman padi kurang lebih 30 persen. Adanya barisan kosong memudahkan dalam pemeliharaan tanaman. Matahari yang masuk di sela tanaman dapat mengurangi
kelembapan. Sehingga penyakit dan hama tikus ikut berkurang,” jelasnya. Selain itu, juga menghemat pupuk, Intensitas sinar matahari lebih merata. Sehingga proses metabolisme dan fotosintesis lebih optimal. Sistem jarwo atau jajar legowo menjadi rekomendasi dari litbang yang ideal untuk pertanian di Indonesia. (dik)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan