Harga Kopi Tinggi, Hasil Panen Turun

EMPAT LAWANG - SUMATERAEKSPRES.ID - Produksi kopi di Kabupaten Empat Lawang, turun hampir 40 persen. Meskipun harga kopi sedang mengalami kenaikan hingga Rp 38 ribu perkilogramnya.  Hanya saja saat ini, produksi kopi di lapangan alami penurunann.

‘’Tapi harga naik. Kemarin sempat Rp 38 ribu perkilogramnya,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Hendra Lezi melalui Kabid Perkebunan Robinson.
Dijelaskannya, produksi kopi di Empat Lawang, untuk 1 hektar rata-rata 700 kilogram. Pertahunnya produksi kopi lebih kurang 53 ribu ton se Kabupaten Empat Lawang, dengan luas lahan 62 ribu hektar. “Satu hektar produksinya masih di bawah satu ton,” ujarnya. Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Hendra Lezi, menambahkan, produksi kopi terbagi dua klaster. Pertama kebun kopinya yang berada perbukitan, dan yang ke-2 kebun kopinya dekat dengan pemukiman penduduk.
“Yang dekat ini lah mereka ingin cepat menghasilkan. Mereka ketika melihat pohon kopi ada yang merah mereka ambil sampelnya di ujung digigit kalau sudah keras langsung di panen,” katanya.
Begitu juga dengan penjemuran, kebun yang dekat pemukiman tersebut banyak menjemur kopi dijalan, sebab tidak ada tempat untuk menjemur. Hal ini lah yang membuat pengelolaan pasca panen ini tidak terkontrol.
“Kopi yang dijemur di jalan itu biasanya 2-3 hari langsung kering, padahal kalau dijemur 2 hari itu kadar airnya masih ada itulah yang membuat kurangnya mutu kopi ini,” jelasnya.
Tapi bagi kebun kopi diperbukitan, para petani panen kopinya memang benar-benar sudah masak dan menjemurnya pun disiapkan tempat khsus minimal 7 hari baru kering.  ‘’Setelah itu kopi disimpan tempat khusus mereka nunggu harga, sifat kopi ini semakin lama semakin bagus karena kadar air nya sudah hilang,” ucapnya. Memang produksi kopi saat ini menurun hampir 40 persen, hal dikarenakan banyak petani kopi beralih fungsi ke kelapa sawit. Ini terjadi di setiap kecamatan. “Padahal kopi robusta memiliki cita rasa yang secara nasional sudah diakui, kalau kita melakukan produksi pasca panen sampai di konsumsi itu ada nilainya di nasional, kemarin kita berada di nomor 7 kopi terlezat di Indonesia. Karena pengelolaan kita ini kurang memadai makanya kurang dilirik,” ungkapnya. Kopi Empat Lawang tambah Hendra Lezi, merupakan kopi yang alami. Tak ada unsur kimia karena tidak ada pemupukan.
"Tapi petani kita ini untuk penyiangan hama rumput, pakai racun rumput, ini yang membuat mutu kualitas kopi kita turun,” pungkasnya. (eno)
 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan