https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mulai dari Penjemputa hingga Mandi di Sungai

Tata Cara Setakatan Kawin Lari

KAYUAGUNG - Setakatan atau lebih dikenal dengan kawin lari dalam adat Kayuagung ini dapat dilakukan dengan dua cara. Keduanya sepengetahuan keluarga meminang seorang gadis yang disebut dengan istilah batorang dan perkawinan tanpa proses peminangan atau setakatan.
Keduanya ada tatacaranya yang harus dipatuhi masyarakat Kayuagung. ‘’Jaringan kekerabatan di desa ini muncul karena adanya perkawinan termasuk perkawinan setakatan,’’ ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata OKI, Ahmadin Ilyas MSi.
Adat setakatan dilakukan dengan penjemputan. Rombongan yang melaksanakan penjemputan kedua mempelai terdiri dari beberapa ibu yang sudah bersuami dan bujang gadis. Rombongan ini membawa tepak kehormatan atau pamitan, wadah berisi beras lima canting susu, uang tunai tidak ditentukan jumlahnya atau balas jasa atas kebaikan perwatin Rp45 ribu, lima buah kelapa dalam satu tangkai. Semua bawaan ini diserahkan kepada perwatin yang telah berjasa menjaga keselamatan dua mempelai. Lalu, upacara penyambutan. Setelah rombongan tiba di rumah, orang tua calon mempelai pria sudah siap menunggu di pangkal tangga. Masing-masing memegang cerek atau kendi yang terbuat dari tanah liat berisi air untuk membasuh dua kaki kedua calon mempelai. Sebelumnya ada salah satu keluarga yang menaburkan " beras kunyit" dari atas rumah yang sudah menunggu kedatangan mempelai. Selanjutnya dilakukan upacara bebanjar atau besawak. Tersedia dua gelas berisi air putih , satu piring nasi uduk, telur rebus diatas nasi uduk. Selain itu, juga tersedia kain sarung dan pelepah batang pisang Kedua mempelai duduk berdampingan. Mereka masih berkerudung dari kepala menutup seluruh wajah ke arah pintu masuk. Orang tua mempelai laki-laki menyuapi nasi gemuk bergiliran dengan calon mempelai perempuan disusul memberikan air minum.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan