Gen X Rawan Money Politic
Seluruh partai dipastikan berlomba-lomba untuk mendapatkan suara terbanyak pada Pemilu 2024.
Pengamat politik Bagindo Togar mencermati dari kelompok umur pemilih, yang paling rawan adalah Gen X.
"Selain mereka sudah paham mengenai pemilu, kadang mereka juga memerlukan akomodasi untuk keperluan hidup.
Inilah yang menjadi penyebab Gen X rawan money politic," bebernya.
Sedangkan untuk generasi Baby Boomers sudah sulit dan suaranya juga sedikit. Money politic dan bargaining tidak berlaku untuk mereka.
“Mereka ini golongan yang susah untuk mengubah arah politiknya. Apalagi yang lansia," paparnya.
Sementara Gen Z, sejauh ini cukup sulit untuk dirangkul. “Selain sangat aktif, mereka dengan cepat mengetahui semua hal melalui medsos.
Termasuk perkembangan politik,” kata Bagindo. Menurutnya, mengarahkan Gen Z lebih sulit dibanding kalangan milenial.
“Kalau ada yang bilang Gen Z hijau secara politik, itu salah besar,” cetusnya. Untuk mendekati Gen Z, perlu trik, metode serta cara yang tepat.
Begitu juga pendekatan untuk kalangan milenial. Parpol perlu strategi yang berbeda lagi. "Mereka sudah ada segmen tersendiri dalam politik," tukasnya.
Terpisah, pengamat sospol Unsri, Dr M Husni Thamrin mengatakan, suara generasi yang besar pasti akan jadi rebutan parpol.
“Tapi perlu strategi yang tepat untuk mendapatkannya.”
Dari beberapa studi misalnya, Gen Z dan Y lebih condong merupakan undecided voters ketimbang Gen X yang sebagian telah memiliki preferensi politik sendiri.
Gen Z dan Y ini dapat dikatakan sebagai massa mengambang (floating mass).
“Kalau parpol salah strategi dan tidak segera melakukan berbagai upaya transformasi, mereka tidak hanya gagal mendapatkan suara Gen Z, tapi juga meningkatkan angka golput," tuturnya.(iol/)