Bibit Naik, Penyakit Menyerang

MUARADUA - Beberapa petani jagung di OKU Selatan saat ini benar-benar mengaku pusing. Tidak hanya karena harga bibit yang melambung, tetapi juga karena hasil tanam mereka tidak maksimal karena diserang penyakit bulai. "Bagaimana tidak pusing, kalau bibit sekarang ini naik drastis. Contoh jenis P32 dulu kita beli harga Rp120 ribu/kg, kini dijual Rp 210 ribu/ kg. Itu juga untuk dapat bibit itu susah," ujar Andi, petani jagung dari Kecamatan Buay Pemaca OKU Selatan.

Kenaikan harga bibit jagung ini, lanjutnya, tak diketahui pasti penyebabnya. Karena informasi dari beberapa kios bibit harga naik karena sudah dari produsen.  ‘’Kami benar-benar kesulitan, kalau harga bibit saja sudah mahal, ditambah biaya perawatan juga mahal. Sedangkan harga jual saat panen ini  murah yakni Rp 3200 perkilo, kami ya rugi," ungkapnya.

Eni petani jagung lainnya juga mengungkapkan, jika permasalahan petani jagung saat ini memang cukup pelik. Bukan hanya karena bibit mahal, dan bahan-bahan perawatan yang mahal. ‘’Tetapi juga, dibeberapa perkebunan jagung juga saat ini banyak diserang penyakit bulai,’’ katanya.

Penyakit bulai atau jagung susu tersebut banyak menyebar pada tanaman-tanaman kebun petani jagung di umur sekitar 1 -2 bulan setelah tanam. Ciri-ciri tanaman yang terserang penyakit ini ditandai batang jagung menguning.

Lalu, lama kelamaan  batang dan daun mengering, kemudian jagung tersebut mati. ‘’Sejauh ini solusi dari petani, kalau ada tanaman yang mulai tampak terkena serangan penyakit ini, yakni batang dicabut. Agar tidak merambat ke tanaman yang lain," bebernya.

Dikatakan, ladang jagung sekitar 1,5 hektar hampir seperempatnya terkena penyakit bulai. ‘’Kita hanya bisa pasrah saja, karena sudah dipastikan hasil panen tak akan maksimal,’’ katanya.

Terkait banyaknya kendala permasalahan pada petani jagung saat ini, pihaknya berharap ada tindak lanjut dari pemerintah setempat untuk membantu petani. Terlebih dengan himpitan harga jual jagung yang terus merosot saat ini. "Kalau harga jual jagung mahal seperti dulu Rp 4500-4800 perkilo, masih mending. Kalau sekarang kan harga sudah turun murah Rp 3800 perkilo, kami ya pasti rugi pak," ungkapnya. (end)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan