Menguap Lebih Dari 35-40 mm? Waspada Bahaya Rahang Lepas!
Menguap Lebih Dari 35-40 mm? Waspada Risiko Rahang Lepas! SUMATERAEKSPRES.ID - Salah satu masalah kesehatan yang serius adalah rahang kaku yang menyebabkan rasa nyeri. Penggunaan organ mulut untuk mengunyah makanan keras secara berulang dapat menyebabkan ketegangan yang semakin memperburuk kondisi tersebut. Ada beberapa penyebab nyeri rahang, seperti pergeseran engsel atau tegangnya otot di sekitar rahang atau mulut. Bahkan, tingkat stres dan konsentrasi penuh seseorang juga dapat membuat rahang menjadi kaku dan sakit. Prof. drg. Laura Susanti Himawan, SpPros(K), FICD menjelaskan, "Stres seringkali membuat pasien mengatupkan atau menggertakan gigi. Akibatnya, otot-otot mulut menjadi kaku." Menurut dokter Laura, otot wajah seharusnya selalu rileks, dengan rahang atas dan bawah tidak bersentuhan atau terkatup. Disarankan untuk tidak mengkatupkan rahang selama lebih dari 20 menit dalam sehari, termasuk saat mengunyah makanan. BACA JUGA : Orang Tua Wajib Tahu, Kecanduan Gawai Bisa Sebabkan Anak Malas Menulis Selain itu, sering terjadi kasus di mana seseorang tidak dapat membuka mulutnya setelah bangun tidur. Hal ini umum terjadi karena otot-otot mulut tegang selama tidur tanpa kita sadari. "Saat tidur, seharusnya kita rileks. Namun, pada kasus ini, kita tidak rileks dan menggigit atau menggertakkan gigi. Menggertak gigi dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu menggertak dengan keras atau hanya menempelkan gigi," jelas dokter Laura. Pasien yang sering menggertakkan gigi dengan keras bahkan dapat terbangun karena rasa sakit. Hal ini menyebabkan otot-otot menegang sehingga mulut tidak dapat dibuka setelah bangun tidur. Rahang kaku juga dapat terjadi jika menguap terlalu lebar.