Jalan 8 Km, Banyak Jemaah Drop

*Yang Ambil Nafar Awal, Bertahap Kembali ke Mekah

MINA – Beratnya proses lontar jumrah di Mina membuat banyak jemaah haji Indonesia yang lansia kelelahan.

Posisi maktab mereka di Mina tersebar. Bolak-balik dari tenda ke lokasi melontar sekitar 6-8 kilometer.

Petugas menemukan banyak jemaah membutuhkan pertolongan di jalur Mina – Jamarat.

Sebagian dibawa ke kantor Daerah Kerja (Daker) PPIH Arab Saudi. Sebab, jarak dari titik ditemukan jemaah menuju tenda mereka kadang lebih jauh dari jarak ke kantor Daker.

“Kurang lebih 3 km dari tenda ke lokasi melontar. Bolak balik jadi 6 km jalan kaki,” kata H Fery Munandar, ketua KBIHU Miftahussalam yang tergabung dalam kloter 23, kemarin.

Hingga lewat tengah malam, petugas PPIH Arab Saudi dari lintas bidang layanan masih terus menyisir para jemaah yang membutuhkan pertolongan.

Di klinik kesehatan, banyak jemaah yang mendapatkan perawatan. Rata-rata kondisi mereka drop karena kelelahan.

Sulit mendapatkan kursi roda karena banyaknya lansia yang 'bertumbangan' usai berjalan kaki dari Mina menuju Jamarat untuk melontar jumrah.

Mendapatkan ambulans juga bukan perkara mudah.

Sebab, ambulans hanya digunakan untuk mengangkut jemaah yang benar-benar dalam kondisi kritis dan harus segera dilarikan ke rumah sakit.

Sementara kendaraan mobil lain atau taksi tak boleh melintas.

Alhasil, petugas harus memapah, menandu menggunakan kain ihram yang dibentangkan hingga menggendong para jemaah tersebut.

Kondisi memprihatinkan juga terjadi pada jemaah haji khusus di Mina.

Mereka harus tidur berdesakan antarsesama jemaah dan barang bawaan masing-masing.

Makanan terlambat, hingga ada gangguan toilet mampet di tenda.

Karena tenda penuh, sebagian jemaah bahkan terpaksa tidur di luar tenda. Di antaranya ada yang sudah lansia. Koper-koper mereka pun tidak bisa dimasukkan dalam tenda.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan