Makan Siang Telat 6 Jam
*Ribuan Jemaah Sempat Terlantar di Mudzalifah
MINA – Kemacetan jalur Muzdalifah ke Mina berdampak pada jemaah dari berbagai negara seperti Filipina, Malaysia, dan lainnya.
Termasuk Indonesia dan asal Sumatera Selatan (Sumsel).
Pembimbing haji daerah dari OKU, H Juremi Slamet mengatakan, memang ada kendala angkutan dari Muzdalifah menuju Mina.
Penyebabnya karena kemacetan pada jalur yang dilalui. “Dampak lainnya di hari pertama lontar jumrah itu, jemaah terlambat menerima makan pagi dan siang,” ungkapnya, kemarin (29/6).
Untuk catering makan pagi baru diterima jemaah jam 9 pagi Waktu Arab Saudi (WAS).
Sedangkan makan siang yang harusnya jam 12, baru dapat pukul 18.00 WAS. Telat 6 jam. “Tapi tidak hanya dialami jemaah OKU. Tapi juga daerah lain,” bebernya.
Menurutnya, sejak atering makanan jemaah diserahkan kepada pihak swasta, layanannya kurang bagus.
“Alhamdulillah, kondisi jemaah OKU sehat walafiat,” jelasnya.
Hanya ada seorang jemaah bernama Husin yang disafariwukufkan. “Habis jalani operasi. Jadi harus diangkut pakai ambulan,” tambah Juremi..
Ketua Kloter 14, H Fahrul Amin mengatakaan, kondisi Mina padat karena semua jemaah berkumpul untuk lontar jumrah.
“Banyak jemaah yang terpisah dari rombongan saat melontar,” bebernya.
Erwan, anak dari jemaah haji asal OKU, Syamsuriyati (67) mengatakan, dia sudah berkomunikasi dengan ibunya.
“Alhamdulillah orang tua sehat. Tadi waktu saya telepon habis lontar jumrah,” ujarnya. Syamsuriyati tak cerita kalau katering makan telat.
Sementara, seorang jemaah haji lanjut usia (lansia) kloter 16 asal Kota Lubuklinggau harus mendapat perawatan medis.
“Dua hari di Mina, sudah dua jemaah lansia yang harus dapat perawatan,” kata petugas medis kloter 16, dr Diana Utama Putri.
Sebelumnya, ada jemaah lansia perempuan. “Hari ini (kemarin) laki-laki. Kelelahan karena berjalan terlalu lama dan jauh," bebernya.
Kedua jemaah sudah mendapatkan penanganan medis berupa pemasangan infus dan pemberian obat-obatan.