https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Daya Beli Membaik

Kalangan pengusaha yang bergerak di sektor-sektor unggulan penopang perekonomian punya keyakinan ekonomi Sumsel 2023 bergerak tumbuh lebih cepat. Apalagi, ditunjang oleh berbagai kebijakan yang sudah disusun oleh pemerintah.

Salah satunya yang bergerak di sektor pertanian perkebunan, atau industri kelapa sawit. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumsel, Alex Sugiarto mengakui pergerakan harga crude palm oil (CPO) saat ini dan prospeknya di semester 1 tahun 2023 berpeluang relatif terjaga.

“Cenderung bertahannya harga CPO didorong faktor turunnya produksi dan regulasi terkait implementasi program Biodiesel 35,” tuturnya. Namun memang ancaman tetap tak dapat dipungkiri, terutama pengaruh perlambatan perekonomian dunia yang bisa berakibat dengan menurunnya permintaan minyak sawit global. Baca juga : Serbu OP Ludes 300 Paket Terjual

Dengan kebijakan pemerintah, terkait perubahan Rasio Penggali Hak Ekspor dari 8 kali menjadi 6 kali, serta mandatori implementasi program B35 dan program peremajaan sawit rakyat (PSR) diharapkan dapat membantu kestabilan harga sawit, sehingga petani pun dapat diuntungkan.

Ketua DPD Apkasindo Lahat, Suwandi mengungkapkan saat ini harga buah sawit masih di level Rp2 ribu per kg. “Kalau keinginan kami Pemerintah bisa menaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ini seperti awal tahun 2022 Rp3.500 per kg. Kemudian mempermudah petani mendapatkan pupuk bersubsidi, karena harga pupuk non subsidi mahal,” cetusnya.

Pengepul buah sawit asal Madang, Kecamatan Sumber Harta, Kabupaten Musi Rawas, Mardiono menerangkan harga buah sawit di tingkat petani Rp1.750 per kilogram. “Idealnya supaya petani dapat lebih sejahtera, harga buah sawit di atas Rp2 ribu per kilogram,  stabilnya Rp2.500 per kilogram untuk mengimbangi harga bahan pokok yang tinggi. Sebelumnya harga TBS sempat mencapai Rp3 ribu per kg,” tuturnya. Jika tahun ini pemerintah mampu menaikan harga buah sawit dan menurunkan harga bahan pokok, maka niscaya petani dapat lebih sejahtera.

Komoditas karet sendiri juga berperan besar bagi ekonomi Sumsel di sektor pertanian, apalagi ekspornya juga sangat tinggi. Ketua Gapkindo Sumsel, Alex K Eddy mengaku rata-rata ekspor crumb rubber dari Provinsi Sumsel mencapai 80 ribu ton per bulan. “Namun kondisi ekonomi tahun ini masih sangat tergantung kapan perang Rusia vs Ukraina berakhir,” ujarnya.

Sebab jika berkepanjangan akan berdampak buruk bagi perekonomian Eropa yang kesulitan mendapat pasokan gas dan gandum serta pupuk dari kedua negara tersebut, pada gilirannya jika Eropa krisis dapat berdampak pada ekonomi dunia. Dan ekonomi dunia, bisa pengaruhi permintaan karet luar negeri khususnya dari Sumsel.

‘Tapi kita tetap yakin ekonomi Sumsel tetap melaju, kita berharap perkembangan ekonomi Tiongkok dapat memancing peningkatan ekonomi dunia khususnya Asia,” jelasnya. Selain itu pihaknya berharap Pemerintah serius meningkatkan pemakaian karet untuk konsumsi domestik sebanyak-banyaknya sehingga ketergantungan ekspor berkurang. “Konsumsi dalam negeri meningkat, produktivitas dan harga karet petani bisa terjaga,” tuturnya.

Di Tebing Tinggi Empat Lawang, petani karet Amsi mengaku karet masih dijual antara Rp6-8 ribu per kg. "Kalau kami inginnya bisa seharga 1 kg beras. Beras sekarang kan Rp10 ribuan kualitas biasa," ujarnya. Jika harga karet naik, kesejahteraan petani dapat meningkat, jangan hanya harga sembako merangkak naik.

H Rudi Arpian SP MSi, Analis PSP Madya Dinas Perkebunan Sumsel menjelaskan harga TBS sekarang ini Rp2.512 /kg. "Penerapan B35 diharapkan mendongkrak harga TBS," katanya. Jika harga dan produktivitas meningkat, pengaruh ke perekonomian Sumsel sangat besar. Saat ini produksi CPO Sumsel mencapai 3.445.027 ton, dengan 227.251 KK petani.

“Kalau TBS tren harganya masih bagus, namun karet ini yang masih rendah Rp7 ribu/kg, tak sebanding harga beras Rp12-13  ribu/kg. Kondisi itu, mengakibatkan petani emosi dan beralih menanam sawit,” terangnya. Harusnya Pemerintah mengambil kebijakan yang mampu menaikkan harga karet, karena petani karet ini mencapai 95 persen di Sumsel. Dampak komoditas karet multiplier effect, termasuk bagi perekonomian.

Di sektor migas, Kabid Energi Dinas ESDM Sumsel, Ariansyah, mengatakan, produksi migas di Sumsel masih cukup tinggi sehingga mampu mendorong perekonomian. “Lifting minyak bumi Sumsel itu pada 2021 mencapai 17.549,2 ribu barel, tapi 2022 belum keluar datanya. Sementara lifting gas bumi tembus 514.273,9 MMBTU,” terangnya.

Tren produksi migas, kata Ariansyah, masih cukup baik seiring proses eksplorasi migas yang terus berlanjut di Provinsi Sumsel. Untuk batu bara sendiri, Kabag SDA Setda Lahat Syaifullah Aprianto memprediksi harganya tahun ini diprediksi masih seperti tahun sebelumnya.

Di sektor perdagangan, pelaku UMKM di Indralaya, Sudir meyakini akan ada peningkatan tren ekonomi 2023. "Kita antara optimis dan realistis. Kalau tahun sebelumnya mungkin daya beli sepi lantaran Covid atau pemulihan pascapandemi. Tapi tahun ini sepertinya jauh lebih baik," ungkapnya. Berbagai kegiatan yang sebelumnya ada pembatasan, kini juga bergeliat kembali.

Owner Kapal Express Bahari, Kurmin Halim SH yakin ekonomi Sumsel 2023 tetap tumbuh sebagaimana diharapkan banyak pihak. Salah satu faktornya, karena PPKM telah dicabut permanen, sehingga semua bebas bergerak dan beraktivitas. “Potensi bisnis lain juga akan jadi primadona, seperti IT, perhotelan, properti, pertambangan batu bara, dan kuliner. Dengan berbagai potensi yang ada ini diharapkan perekonomian Sumsel semakin bergerak,” bebernya.

Pengusaha batu split, Tansri  mengungkapkan, hampir semua sektor ekonomi di Sumsel dapat tumbuh membaik tahun ini. “Kita lihat potensi Sumsel, pergerakan ekonomi triwulan sebelumnya dan tahun ini, dan lainnya. Namun semuanya juga butuh support pemerintah di daerah dalam mendorong pembangunan dan akses transportasi," pungkasnya.

Di sektor otomotif, GM Commercial PT Berlian Maju Motor (BMM), Nanang, mengaku tahun ini pihaknya sangat optimis, penjualan truk bisa meningkat lebih pesat. “Kita prediksi kenaikan pasar antara 15-20 persen dibanding tahun 2022,” terangnya. Rata-rata sebelumnya pihaknya sendiri bisa jual sampai 60 unit truk. Melajunya penjualan didorong oleh berbagai sektor yang dapat bertumbuh positif di 2023, yakni ekspedisi, batu bara, dan perkebunan sebagai target pasar utama truk Mitsubishi. (bis/afi/kms/uni/gti/zul/eno/fad)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan