https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Bongkar Lapak PKL karena Mau Renovasi

*Pasar 16 Ilir, Pedagang Menolak Direlokasi

PALEMBANG – Sejak subuh, Petugas Sat Pol-PP, Polri, TNI, dan OPD terkait melakukan aksi pembongkaran lapak pedagang kaki lima (PKL) di seputaran Gedung Pasar 16 Ilir, kemarin (20/6).

Tak ayal ratusan PKL yang berduyun-duyung datang untuk berdagang protes dan menolak pembongkaran lapak secara mendadak tersebut.

Gejolak protes menjadi-jadi sekitar pukul 08.00 WIB, saat petugas akan mulai memasang seng di kawasan tempat mereka berjualan depan gedung 16 Ilir.

Agar tidak terjadi bentrok, petugas Pol-PP, bersama Polri/TNI pun menghentikan sementara penertiban lapak PKL sambil menunggu hasil mediasi lebih lanjut dengan PKL.

Rahmawati, salah satu pedagang mengungkapkan aksi pembongkaran ini membuat pedagang tidak nyaman.

Apalagi penertiban ini dilakukan saat subuh ketika pedagang belum beraktivitas.

Pembongkaran ini juga terkesan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu ke pedagang atau dilakukan secara mendadak.

"Kami ini manusia juga yang memiliki perasaan. Kalau memang hendak membongkar lapak PKL, seharusnya siapkan dulu tempat baru bagi pedagang yang lebih layak.

Bukan langsung membongkar lapak, apalagi tanpa informasi dan pemberitahuan terlebih dahulu,” sesalnya.

Pasalnya, kata dia, banyak barang dagangan masih disimpan di dalam lapak. “Kalau sudah begini, siapa yang bertanggung jawab atas barang dagangan kami.

Kami ini bukan mencari kaya, namun mencari sesuap nasi," tegasnya.

Selain itu, apa kompensasi dari pengelola Pasar 16 Ilir ke para pedagang jika lapak mereka digusur.

“Bukan hal mudah mencari pelanggan baru dan tempat yang ramai pembeli,” bebernya.

PKL lain bernama Nilawati mengaku ia sendiri sempat mendapat pemberitahuan dari Perumda Pasar Palembang Jaya terkait upaya penertiban, tetapi hanya satu kali.

“Tiba-tiba saya terkejut pas datang, petugas Pol-PP sudah membongkar lapak kami sejak subuh. Kami mau ke mana lagi kalau begini.

Saya menolak direlokasi ke pasar lain dan mau tetap di sini. Belum tentu tempat lain seramai di sini," ujarnya.

Lantaran adanya penertiban ini, PKL Pasar 16 Ilir pun berencana melakukan aksi demo ke DPRD hari ini untuk meminta solusi.

Pedagang lainnya, Iwan, mengatakan, jika mereka juga selama ini membayar iuran berupa uang keamanan dan kebersihan.

 “Ada yang sering datang menarik iuran. Kami membayarnya sekitar Rp15 ribu-20 ribu tergantung luas lapak yang digunakan," bebernya.

Karena itu pedagang cukup terkejut ketika ada penertiban ini. “Kami sudah bertahun-tahun berdagang di sini. Iuran juga bayar setiap hari,” sebutnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan