Kontroversi Sistem Pemilu 2024, Apakah Sistem Tertutup Hanya Seperti Tong Kosong?
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Keputusan mengenai sistem pemilu terbuka atau tertutup untuk Pemilu 2024 masih belum diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi (MK), dan hal ini sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan partai politik. Pendapat baik pendukung maupun penentang sistem pemilu tersebut sedang beredar luas. Ir. H. Achmad Hafisz Tohir, Wakil Ketua Komisi II DPR RI dan anggota Komisi XI DPR RI, juga mengemukakan pendapatnya mengenai sistem pemilu terbuka atau tertutup. Dalam wawancara dengan puluhan awak media di The Zuri pada tanggal 6 Juni, Hafidz Tohir dengan tegas menyatakan bahwa sistem pemilu tertutup seperti tong kosong. "Ini ibarat tong kosong. Bagaimana masyarakat bisa memilih jika sistemnya seperti ini? Namun, masyarakat tetap harus memilih," tegas Hafiz setelah menghadiri acara lokakarya bersama radio lokal. BACA JUGA : Berharap Sistem Proporsional Tertutup Lebih lanjut, Hafiz menyatakan bahwa menurutnya, dalam demokrasi, sudah tidak baik untuk mengambil kembali hal-hal yang sudah dibuka kepada rakyat, seperti sistem proporsional terbuka. Hal itu justru akan merusak demokrasi itu sendiri. Hafiz juga menjelaskan bahwa sistem pemilu tertutup akan berdampak pada rasa kecewa, terutama terkait dengan persiapan yang sudah ada untuk pemilu terbuka yang jauh-jauh hari. "Tentu saja akan ada rasa kecewa. Kita telah melalui berbagai persiapan. Jika sistem ingin menjadi tertutup, ini bukan saat yang tepat," ungkapnya. "Kita sudah mendekati Pemilu bulan Februari 2024, dan persiapan untuk pemilu terbuka sudah jauh-jauh hari," ujarnya. Dengan pemilu tertutup, menurut Hafisz, banyak rakyat yang akan kehilangan pengetahuan tentang siapa yang akan mereka pilih di masa depan.