Sisihkan Penghasilan, Investasi Amal Jariyah
*Sosok AKP Rusli SH MH yang Siapkan Mobil Ambulans Gratis
Masyarakat di pedesaan, sangat membutuhkan fasilitas berupa mobil ambulans atau mobil jenazah. Kondisi geografis dan kemampuan ekonomi masyarakat yang jadi kendala, membuat AKP Rusli SH MH tergerak untuk menyiapkannya gratis.
ANDRI IRAWAN - Palembang
DESA Surabaya, di Kecamatan Banding Agung, Kabupaten OKU Selatan (OKUS), Provinisi Sumatera Selatan (Sumsel), terletak berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Itu kampung halaman istri Rusli, Rahmatun.
Sejak meminang Rahmatun tahun 2001, Rusli sering mengamati masyarakat setempat yang sedang berduka. ”Mau membawa jenazah ke tempat pemakaman di perbukitan, mobil pribadi tidak mau naik. Jadi cukup jauh memanggul jenazah, buat keranda dari bambu,” ujarnya.
Begitupun kalau ada orang yang sakit. Masyarakat lebih merujuk ke rumah sakit yang ada di Kecamatan Liwa, ibukota Kabupaten Lampung Barat. Karena selain jarak tempuhnya hanya 1,5 jam, di Liwa banyak rumah sakit dan fasilitasnya dinilai lengkap.
”Tapi itu tadi, masyarakat terkadang tidak mampu membayar ongkos mobil ambulans,” tuturnya. Hanya saja, Rusli saat itu belum bisa berbuat apa-apa. Dia baru tiga tahun jadi anggota Polri, lulus dari SPN Betung Tahun 1998. Atau yang dikenal Dikmaba Sembilan Delapan (DSD).
Niatnya untuk membantu, belum mumpuni. Apalagi dia bukan dari basic keluarga berada. Orang tuanya hanya petani, dari pelosok Desa Sriwangi, Kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten OKU Timur.
Setamat dari SMAN 1 Belitang tahun 1996, anak ke 2 dari 4 bersaudara itu merantau mengadu nasib ke Kota Palembang. Cuma modal restu orang tua. ”Pagi sampai sore jualan antena TV di kaki lima kawasan Megahria. Malam jual rokok di bawah Jembatan Ampera,” kenangnya.
Setahun bertahan ’kerasnya’ hidup di Palembang, diam-diam dia ikut mendaftar Secaba Polri Tahun 1997. “Alhamdulillah langsung diterima,” ucpnya. Didikan disiplin dari orang tuanya, jadi bekal Rusli dinas kepolisiannya. Pertama kali bertugas di Poltabes Palembang.
Karirnya mulai menanjak 2013 setelah lulus perwira SIP Sus Reserse. Pernah menjabat Kanit PPA dan Pidum, di Satreskrim Polres Muara Enim. Kanit Reskrim Polsek Rambang Lubai, dan Polsek Talang Ubi. Kanit Pidsus Satreskrim Polres Muba, dan Kapolsek Batang Hari Leko.
Kini, dia sudah pindah tugas menjadi Kanit 2 Subdit 1/Keamanan Negara Ditreskrimum Polda Sumsel, sejak Mei 2022. ”Saya masih sering teringat, soal susahnya mobil ambulans dan mobil jenazah di kampung istri saya,” ulas Rusli, ayah dari M Fathurrahman Al-Farabie Chombetra, dan Shabira Az-Zahra Chombetra.
Dia mulai menyisihkan penghasilannya untuk membuat mobil ambulans. Memang diakuinya agak lama, karena sempat terkendala biaya juga untuk merestorasi mobil APV bekas jadi ambulans. Hampir setahun terakhir di bengkel, baru awal 2023 tadi selesai.
“Ada tempat tidurnya, disiapkan tabung oksigen 3 kg. Bisa jadi mobil jenazah, tempat tidur ditarik, digantikan keranda mayat,” jelasnya. Mobil ambulans gratis itu sudah dikirimnya ke Desa Surabaya, Minggu (15/1).
Mobil ambulans diserahterimakan kepada Kades Surabaya, Sahidun Ramli untuk membantu pengawasan operasionalnya. ”Pokoknya semua gratis, diurus oleh keluarga di dusun. Kalau ada yang perlu untuk membawa jenazah, antar atau jemput pasien, tinggal hubungi,” tegasnya.
Juga sudah ditugaskan satu orang sopir, setelah diseleksi dengan persyaratan jujur, sabar, dan mengerti perawatan mobil. “Memang waktu saya antarkan mobil itu, telat tiga minggu dari waktu yang pernah saya sampaikan. Karena belum selesai dari bengkelnya. Begitu mobil itu datang, langsung disambut antusias warga. Bahkan ada yang mau pinjam untuk antar pasien rujukan ke rumah sakit di Tanjung Karang, Lampung,” bebernya.
Niat Rusli itu, ternyata tidak semulus itu terlaksana. Sempat ada diskusi dalam keluarga, terutama istri. Karena dengan biaya pribadi membuat mobil ambulans dan menanggung seluruh biaya operasionalnya, sedikit banyaknya tertentu berpengaruh pada perekonomian keluarga.
Namun Rusli terus berupaya menyakinkan istrinya, dengan perhitungannya. “Insya Allah rezeki ada jalannya, alhamdulillah keluarga mendukung. Niat saya cuma beramal, tidak ada kepentingan politik atau apapun. Cuma mencari amal jariyah, investasi di dunia dan akhirat. Sebab bagi saya, pangkat, jabatan, dan harta, bukan apa-apanya di mata Allah Swt,” tuturnya.
Dia juga sejaligus ingin mengangkat derajat keluarga mertuanya, almarhum Suhaimi di Desa Surabaya, Kecamatan Banding Agung, OKU Selatan. ”Kalau mobil ambulans gratis di kampung mertua berjalan dengan baik sesuai harapan, tahap kedua saya akan berusaha membuat mobil ambulans gratis kedua untuk kampung orang tua saya di Desa Sriwangi, Kecamatan Semendawai Suku III, OKU Timur. Insya Allah,” pungkasnya. (*)