Dari Rp28 Juta Kini Hanya Laku Rp3 juta

*Akibat Serangan Sapi Ngorok

MURATARA -  Harga hewan ternak jenis kerbau kini jatuh di pasaran. Jika sebelumnya laku terjual Rp28 juta, kini hanya dihargai Rp2 juta hingga Rp3 juta per ekor untuk kerbau dewasa.

Ini terjadi akibat mewabahnya virus kerbau mati mendadak. Banyak peternak yang frustrasi. Bahkan ada warga yang sebelumnya memiliki 8 ekor kerbau kini habis tak ada lagi kerbau.

“Dijual dak katek lagi hargo, kalau sakit paling laku Rp2 hingga Rp3 juta.

Padahal harga kerbau dewasa bisa mencapai Rp25 hingga Rp28 juta per ekor,” ujar Fauzan peternak kerbau asal kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Muratara.

Menurutnya, wabah yang menyerang hewan ternak jenis kerbau menular sangat cepat. Hampir di seluruh wilayah Kecamatan Karang Dapo ditemukan kasus yang serupa.

"Tadinyo iyo banyak masyarakat investasi kerbau, ado yang untuk bekal naik haji, nyekolah anak, sampai ado untuk modal beli kebun.

Tapi sekarang sejak penyakit ini muncul, banyak yang nangis, kerbau mereka mati mendadak, harga jatuh dipasaran," timpalnya.

Dia sendiri mengaku, dua ekor kerbau miliknya ikut mati mendadak. BACA JUGA : Viral di Facebook, Curahan Hati Suami di Muratara, Kehilangan Istri dan Anak saat Hendak Melahirkan di Puskesmas

"Ado kemarin yang punya kerbau mau naik haji, sebelum kena wabah ini kerbaunya ditawar Rp28 juta tapi tidak dijual.

Tapi sekarang kerbaunya ikut mati, sayang sebelum kena penyakit itu dia tidak jual," bebernya.

Warga pun takut mengonsumsi daging kerbau yang sudah terjangkit wabah itu.

"Kalau ado yang sakit langsung cepat-cepat jual, biarlah hargo turun daripada idak dapat nian. Nak dimakan jugo takut, agek nular penyakit," timpalnya.

Informasi dihimpun, sejumah pedagang di pasar lawang agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara terpantau tak lagi menjual daging kerbau di pasaran. ‘

’Kami  lebih banyak menjual daging sapi dan  ayam setelah beredar luas wabah ganas yang menyerang kerbau milik warga di Muratara,’’ katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Ade Meri Siswani melalui kabid Keswan Marfiandi mengungkapkan, pihaknya sudah mendeteksi wabah yang menyerang hewan ternak jenis kerbau di Muratara.

Virus itu disebut septicaemia epizootica (SE) atau nama trennya wabah sapi ngorok.

Penyakit ini hanya menyerang hewan kaki empat seperti kerbau dan sapi. Tak menular ke manusia.

"Dagingnya masih bisa dikonsumsi asal dimasak dengan baik, tapi jangan mengonsumsi jeroan dan bagian otak hewan itu.

Karena di sana lokasi bakteri yang menginfeksi hewan itu," tutupnya. (zul)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan