https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Puskesmas Dempo Luncurkan Tobat ARV

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. HIV/AIDS menyebabkan krisis secara bersamaan, menyebabkan krisis kesehatan, krisis pembangunan negara, krisis ekonomi dan juga krisis kemanusiaan. Dengan kata lain HIV/AIDS menyebabkan krisis multidimensi. Sebagai krisis kesehatan, AIDS memerlukan respon dari masyarakat dan memerlukan layanan pengobatan dan perawatan untuk individu yang terinfeksi HIV. Penemuan obat antiretroviral (ARV) pada tahun 1996 mendorong suatu revolusi dalam perawatan ODHA di negara maju. Meskipun belum mampu menyembuhkan penyakit dan menambah tantangan dalam hal efek samping serta 2 resistensi kronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV dapat mengurangi risiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik menurunkan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA. BACA JUGA : Mantu Bertaring Inovasi Puskesmas Ariodillah Dan meningkatkan harapan masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan. Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan adalah kepatuhan pasien. Kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi secara teratur pada setiap kunjungan. Tujuan terapi ARV adalah mengurangi laju penularan HIV di masyarakat, memulihkan dan memelihara fungsi imunologis (stabilisasi/peningkatan sel CD4), menurunkan komplikasi akibat HIV, menekan replikasi virus secara maksimal dan secara terus – menerus dan menurunkan angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan HIV. Untuk memonitor peningkatan kepatuhan minum obat ARV dan mengorganisir dalam pemantauan kondisi kesehatan teman – teman ODHA, Puskesmas Dempo meluncurkan inovasi Tobat ARV atau Kartu Berobat ARV dibentuk oleh pemegang Program Reproduksi (HIV/AIDS) tepatnya Tim dari Klinik VCT Dahlia Puskesmas Dempo Palembang. BACA JUGA : Puskesmas Dempo Inovasi Perahu Lansia Tujuan dari Tobat ARV adalah untuk menghindari terjadinya Loss to Follow-up seperti berapa banyak pasien yang sudah dapat pengobatan selama 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan dst, serta memantau kunjungan pasien ODHA dan mengatur jadwal konsultasi kepada pasien ODHA. Apabila telah selesai pelayanan petugas akan mengisi kartu kunjungan berobat ARV kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan SOP yang berlaku. Inovasi pelayanan publik ini dikatakan kreatif dan inovatif karena belum pernah ada kebijakan dan program seperti ini yang diusulkan dalam rangka membantu pasien HIV/AIDS yang perlu perhatian penuh. Selain itu didasari atas rasa kemanusiaan dan kepedulian sesama juga untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu indikator dalam standar pelayanan minimal adalah pelayanan kesehatan orang dengan HIV/AIDS. (Ril).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan