Datang 200, Butuh 4.000 Vaksin

*Tanggulangi Wabah Sapi Ngorok

MURATARA - Sebanyak 200 dosis vaksin didatangkan dari Provinsi Sumsel untuk menanggulangi wabah sapi ngorok. Wabah ini sudah menyebabkan puluhan hewan ternak jenis kerbau mati mendadak. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Ade Mairi melalui kabid Keswan Marfiandi mengatakan, bantuan vaksin ini untuk membantu penanganan wabah Septicaemia Epizootica (SE) atau penyakit sapi ngorok, termasuk vitamin dan antisaptik.
"Untuk kebutuhan vaksin kita cukup banyak, dari estimasi kami ada sekitar 4000 lebih hewan ternak kerbau dan sapi yang jadi sasaran vaksin di Muratara," katanya.
Marfiandi mengungkapkan, hasil lap uji sampel yang mereka kirimkan ke pusat penelitian hewan di Provinsi Lampung, belum dapatkan hasil resmi. BACA JUGA:Sajikan Pembelajaran yang Inovatif dan Berkarakter Namun dari sejumlah gejala, maupun tanda tanda yang bisa dilihat. "Kalau tanda tandanya ini menunjukan penyakit sapi ngorok atau SE. Karena hidung berlendir, badan hewan panas, hingga infeksi di bagian kelenjar leher," katanya.
Setelah di periksa dari dalaman hewan yang mati, terjadi pembusukan dibagian usus dan saluran pencernaan. ‘’Kita himbau warga tak mengkonsumsi jeroan hewan yang dinyatakan sakit atau mati mendadak,’’ ujarnya.
Fauzan, pemilik hewan ternak di Desa Rantau Kadam, Kecamatan Karang Dapo, mengatakan, saat ini jumlah kasus hewan ternak jenis kerbau mati mendadak semakin bertambah. ‘’Untuk Desa Rantau Kadam sudah 69 kerbau mati, ada yang mati dalam hutan, pinggir sungi hingga dalam kandang," katanya. Kerugian yang dialami peternak pun cukup besar. ‘’Ada yang punya 18 ekor kerbau kini hanya tinggal 2 ekor. Sekarang banyak kerbau becampak (Buang, red) bae. Dak keruan lagi tibo tibo mati. Kalu yang sakit hargo jatuh bejual cuma Rp2 hingga Rp3 juta," katanya. (zul)  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan