*Cepat Menular
MURATARA - Virus yang menyebabkan puluhan kerbau di Muratara mati mendadak sudah diketahui. Dinas Pertanian dan Perikanan Muratara menyebutkan penyebab kerbau mati karena virus Septicaemia Epizootica (SE). Virus ini sering menyerang ternak khususnya sapi dan kerbau yang sifanya fatal.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Muratara, Ade Miri melalui Kabid Keswan, Andi, mengatakan, virus SE dikenal masyarakat sebagai penyakit sapi ngorok. Penyakit ini terjadi terutama saat musim penghujan.
Jika hewan ternak besar kaki empat, seperti sapi dan kerbau terkena virus ini, bisa mengakibatkan kematian dalam waktu singkat, 6-10 jam, terutama bagi hewan ternak yang belum divaksin SE. “Penularannya sangat cepat dan bisa mengakibatkan kematian mendadak,” katanya.
Gejalanya hidung berlendir, pembengkakan kelenjar leher, suhu badan tinggi, dan hewan terlihat lebih murung serta tidak mau makan. “Awalnya virus ini terdeteksi masuk Muratara, setelah Lebaran Idulfitri 1444 Hijriyah,” ujarnya.
Berdasarkan penelusuran dan investasi Tim Pertanian dan Perikanan Muratara, saat Lebaran banyak terjadi mobilisasi hewan ternak asal luar daerah yang masuk ke Muratara. “Mungkin penjual sudah tahu itu hewan sakit dari luar, mereka beli murah dan dijual di sini,” beberya.
Dari mobilisasi hewan sakit dari luar daerah yang masuk ke Muratara, menyisakan sejumlah virus yang menular ke ternak lokal. “Itu bisa menular lewat liur, feses, hingga daging jeroan hewan.”
Dikatakan, pihaknya sudah menyurati kementerian untuk meminta bantuan vaksin SE. “Senin nanti sudah dikirim ke Muratara dari Surabaya. Alhamdulillah kita dapat bantuan kementerian,” timpalnya.
Sahrudin, warga mengatakan, sudah banyak hewan ternak milik masyarakat lokal yang mati mendadak. Ditakutkan, sejumlah efek negatif itu bisa menular ke manusia. “Bentar lagi Lebaran haji, nak hati-hati nian beli daging atau hewan potong,” tutupnya.
Informasi dihimpun, saat ini jumlah kematian hewan ternak terus bertambah. Kondisi itu mengakibatkan kerugian besar bagi peternak. (zul)