Gajah Sumatera Dipasangi GPS Collar
PALEMBANG - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan kembali melakukan pemasangan satu unit GPS Collar kepada kelompok gajah Sumatera sebagai upaya memperkuat mitigasi interaksi negatif gajah Sumatera dan manusia di Provinsi Sumatera Selatan. Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata, mengatakan, pemasangan GPS Collar ini Minggu (14/5) lalu. "Pemasangan dilakukan pada gajah berjenis kelamin betina yang berada pada kelompok gajah berjumlah 13 ekor. Gajah betina tersebut berusia sekitar 25 tahun dan memiliki berat 2.782 kg," jelas Ujang, kemarin.
Selanjutnya sebagai tanda pengenal di lapangan, tim bersepakat memberi nama gajah betina yang dipasang GPS Collar tersebut dengan nama Meisya. "Ini untuk melengkapi Meilani dan Meissi yang telah terpasang sebelumnya,” ungkapnya. Dia mengatakan kantong habitat Sugihan-Simpang Heran memiliki luas kurang lebih 632 ribu hektar, dimana di dalamnya telah disepakati delineasi Koridor Gajah Liar kurang lebih 232 ribu hektar oleh para pihak pada 23 Juni 2022.Dikatakan, pemasangan GPS Collar yang ketiga kali pada kelompok gajah yang berada di Provinsi Sumsel. "Sebelumnya 13 Mei 2022 lalu kita juga pasang GPS Collar pada dua kelompok gajah, yaitu kelompok Meilani berjumlah 34 ekor dan kelompok Meissi berjumlah 14 ekor," katanya.
"Keseluruhan areal koridor berada di kawasan Hutan Produksi pada wilayah konsesi APP Sinar Mas. Koridor tersebut didelineasi atas dasar pertimbangan jejak kehadiran dan hasil monitoring berkala," ujarnya.Selanjutnya areal itu menjadi lokus manajemen habitat dan populasi melalui berbagai kegiatan terintegrasi, yaitu pengkayaan pakan gajah, pembuatan artificial saltlick, pengaturan komoditi tanaman, pembuatan barrier fisik/vegetasi serta monitoring populasi. "Ini dilakukan agar lebih menjamin penyediaan ruang hidup dan habitat yang cukup dalam menopang kehidupan gajah liar sehingga interaksi negatif gajah liar di wilayah masyarakat dapat dikendalikan,” terangnya. Kepala Seksi Konservasi Wilayah III BKSDA Sumsel, Sugito menyatakan kegiatan ini bertujuan memahami pola pergerakan gajah melalui pemanfaatan Teknologi Satelit Inmarsat dalam selang waktu guna mewujudkan prinsip koeksistensi antara aktivitas manusia dan kehidupan gajah liar di kantong habitat gajah Sugihan-Simpang Heran sebagai kantong populasi gajah Sumatera terbesar di Provinsi Sumsel. (nsw/fad)