Jika Tak Dibantu Madi, Gubernur Pasti Tersesat

*Melihat Ajang Temu Kangen Gubernur Bersama Alumni SMAN 3 "Delamo"

Masa SMA tentu merupakan masa yang tak dapat terlupakan. Di masa itu banyak kenangan dan nostalgia indah menjadi memori setiap orang. Tak terkecuali bagi Gubernur Sumatera Selatan, H Herman Deru. Ada banyak cerita semasa Gubernur bersekolah di SMAN 3 Palembang. Seperti apa?

Ibnu Holdun – PALEMBANG

ROMBONGAN alumni SMA Negeri 3 Palembang tahun 1985 kemarin terlihat antusias. Mereka dengan sabar menanti kedatangan orang nomor satu di Sumatera Selatan, Gubernur Sumsel H Herman Deru sejak pagi. Gubernur dijadwalkan hadir pada acara temu kangen para alumni  di Kebon Gede Jalan M Mansyur Nomor 687, Kelurahan Ilir Barat II Kecamatan Ilir Barat II Palembang itu.

Panitia menggelar banyak persiapan, termasuk geladi resik sebelum H Herman Deru menyempatkan diri berkunjung. Gubernur juga alumni SMA Negeri 3 Palembang tahun 1985. Sekitar pukul 10.30 WIB, iring-iringan Foredes serta pengawalan protokol Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sudah terlihat. Mengenakan baju kaus hitam tangan panjang dan topi hitam, Gubernur turun dari mobil dinasnya.

Di sepanjang koridor karpet merah, menunggu semua Angkatan Delamo, sebutan untuk kepengurusan Alumni SMAN 3 Angkatan 85. Ada sebanyak 172 orang yang hadir dari 350 Delamo tersebar di Indonesia. Saat menuju mimbar, Gubernur bersalaman dengan anggota Delamo, baik teman dekat, teman yang kenal, dan lainnya. Bagi Gubernur, sambutan ini sangat luar biasa. “Ketika saya lewat tadi, terus terang saya lihat wanita-wanitanya yang dulu genit, sekarang masih genit. Tapi saya tidak mau menyebut namanya,” seloroh Gubernur disambut tawa teman-teman satu angkatan.

“Waktu itu kita kebagian IPS, kebagian jurusan yang dinomorduakan,” katanya. Ada banyak cerita yang dia ingat dan bagikan ke sesama alumni. Ketika mengingat teman yang dianggap berjasa, Gubernur langsung bertanya. "Mana Madi, terus terang Madi yang menolong saya waktu pertama kali masuk sekolah. Waktu itu saya datang dari dusun, sama sekali tidak tahu medan atau peta Palembang. Ketika mau pulang ke Talang Kerangga, saya bingung harus ke mana. Waktu celingak celinguk itu, Madi menghampiri dan bertanya pulang ke mana,” ujarnya.

Untung Gubernur, bawa catatan alamat. Sehingga Madi dengan sabar memberitahukannya harus naik mobil apa. “Karena tidak bawa uang, saya kemudian diantar Madi, naik mobil merah lanjut mobil cokelat. Kalau tidak ada Madi, mungkin saya sudah hilang," kenang Gubernur. Sehingga dia terkenang dan tidak bisa lupa dengan nama Madi.

Pernah juga ketika lupa pulang Gubernur naik becak dari SMAN 3 sampai Hangtuah dan turun di simpang Sembat. "Aku dak apal-apal," ujarnya. Dalam acara santai itu, Gubernur juga berseloroh jika dirinya merupakan anak pendiam dan tak banyak ulah. "Dak pacak komen aku, kareno aku  siswa paling pendiam dan dak banyak rasan," ujarnya. Katanya, yang paling sering mengajak dia minggat Udin.

HD salut dan berterima kasih dengan kepengurusan Delamo. Dalam keterbatasan punya inisiatif hebat. "Masa-masa yang idak bisa diulang. Kalau pacak reward, kito galak diulang lagi ke tahun 1985," selorohnya. "Boleh jadi  profesi dan partai berbeda. Tapi ingat di Delamo kito bersatu," imbaunya.

Ketua Panpel Kegiatan, Andi muhamad Baso Amir mengatakan reuni ini ajang temu kangen. Selain bersilaturahmi juga memperkuat persaudaraan melalui Delamo. "Kita berharap ini memperkokoh jalinan silaturahim sesama Delamo," kata dia. (*/fad/)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan