Implementasi Hybrid PLTS Mikro dan Piezoelectric Smart Carpet: Inovasi Energi Hijau dari Kampus untuk Negeri
di RS Bunda dan MAN Insan Cendekia OKI, --
SUMATERAEKSPRES.ID – Inovasi energi terbarukan terus lahir dari dunia kampus. Tim peneliti yang dipimpin Dr. Ir. Yurni Oktarina, ST., MT., berkolaborasi dengan Dr. Eng. Ir. Tresna Dewi, ST., M.Eng. dan M. Amri Yahya, SPd., M.Eng., berhasil mengimplementasikan sistem Hybrid PLTS Mikro dan Piezoelectric Smart Carpet di dua lokasi strategis.
Adapun lokasi mitra penerapan teknologi ini adalah RS Bunda Palembang di Jalan Demang Lebar Daun, dan MAN Insan Cendekia OKI di Teluk Gelam, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Yurni menjelaskan, program tersebut mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI untuk tahun anggaran 2025.
BACA JUGA:Tolak Gimmick Reformasi, Koalisi Sipil Dorong Reformasi Polri Sistemik dan Konstitusional
BACA JUGA: Kejari Muba Serahkan Identitas dan Bantuan Sosial untuk Anak Umang di Bayung Lencir
“Melalui proyek ini, kami berupaya menghadirkan inovasi energi ramah lingkungan dengan sistem hybrid yang menggabungkan PLTS mikro dan teknologi piezoelektrik. Artinya, energi bisa dipanen dari pijakan kaki sekaligus cahaya matahari,” ujar Yurni.
Energi Hijau untuk Area Padat Aktivitas
Teknologi ini diyakini mampu menjadi solusi alternatif di area dengan aktivitas tinggi, seperti rumah sakit maupun sekolah.
Selain sebagai sumber energi tambahan, keberadaan Smart Carpet piezoelektrik dan PLTS mikro juga berfungsi sebagai sarana edukasi dan riset bagi siswa.
BACA JUGA:Cakupan BPJS Ketenagakerjaan Muba Tembus 48,26 Persen, Pemkab dan BPJS Perkuat Perlindungan Pekerja
BACA JUGA:Dafi Cetak Triple-Double Epik, Smanti Prabumulih Tembus Big Eight Usai Menekuk Trois 34-18
Proses pemasangan dilakukan pada 18 Agustus 2025. Instalasi meliputi piezoelektrik pada anak tangga yang dilapisi akrilik untuk memanen energi dari pijakan kaki, serta panel surya berkapasitas 1.200 Wp yang ditempatkan di area asrama terpadu.
“Kami berharap keberadaan teknologi ini tidak hanya menjadi sumber energi alternatif yang aplikatif, tetapi juga membuka ruang pembelajaran praktis bagi para mitra,” tambah Yurni.
Harapan Berkelanjutan
Tim peneliti menekankan pentingnya dukungan pendanaan dalam menjaga keberlanjutan riset ini. Menurut mereka, pendanaan dari kementerian menjadi kunci agar inovasi ini dapat dikembangkan lebih luas.
