Noval-Putu Elysa Teruskan ‘Tradisi’ Keluarga-Sekolah, Buat Bangga Sumsel, Pulang Tanpa Gegap Gempita

Reporter: Dudun |

Editor: Dede Sumeks |

Sabtu , 23 Aug 2025 - 20:58

MAMPIR KE SUMATERAM EKSPRES: Ahmad Noval Alfarizi bersama ibunya, Fahria MPd dan Direktur Penyelenggaraan Program Paskibraka BPIP, Fuad Lutfi ST MSi MT mampir ke Graha Pena, kantor Harian Pagi Sumatera Ekspres, Sabtu (23/8).-FOTO: SANDI/SUMEKS-

Di Provinsi, ada 102 peserta dari 17 kabupaten/kota. Noval dan peserta lain jalani tes fisik, kesehatan, psikotest, hingga wawancara mendalam.

“Tes paling berat menurut saya adalah fisik dan mental. Kami benar-benar diuji kesiapan, bukan hanya fisik tapi juga daya tahan pikiran,” jelasnya. Lalu, terpilih tiga pasang terbaik untuk mewakili Sumsel di tingkat nasional, termasuk namanya.

“Pengumuman yang lulus tingkat nasional disiarkan langsung di YouTube. Begitu nama saya disebut, saya langsung menangis haru bersama keluarga,” kenangnya.

Selama 40 hari dia ikuti diklat Paskibraka nasional di Cibubur. Jadwal ketat, mulai dari bangun subuh, latihan fisik, penguatan mental, hingga simulasi upacara.

“Tidur jam 10 malam, bangun jam 4 pagi. Tidak ada kata malas,” ucapnya. Puncak kebanggaan datang pada 17 Agustus 2025.

Noval dipercaya sebagai bagian dari pasukan 17 yang bertugas mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Istana Merdeka. “Saat membentang bendera, saya hanya bisa berbisik doa, semoga semua lancar,” katanya.

Setelah upacara usai, seluruh anggota pasukan Paskibraka nasional larut dalam tangis haru. Semua perjuangan panjang terasa terbayar lunas. Ia juga sempat berfoto bersama sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Panglima TNI dan beberapa menteri.

“Itu pengalaman yang tidak akan terlupakan seumur hidup,” imbuhnya. Kini, Noval melanjutkan pendidikan dan dia bercita-cita ke sekolah kedinasan setelah lulus SMA.

Sebelumnya, Putu Elysa juga beruntung jadi wakil Sumsel ke tingkat nasional. "Saya ikut Paskibra karena ingin mengabdi kepada bangsa melalui momen penting pengibaran bendera, serta melatih kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerja sama tim," kata dia kepada awak media.

Anak pertama dari dua bersaudara ini sering diajak sang ayah, yang seorang anggota Polri saksikan upacara HUT RI di tingkat Kecamatan Mesuji Makmur, Kabupaten OKI.

“Saya terinspirasi untuk menjadi Paskibraka," ujar Putu Elysa. Dia juga bersyukur didukung penuh orang tuanya, Gede Arbawe dan Putu Alit Rasmini.

Saat mengikuti seleksi tingkat Kota Palembang, dia berusaha keras agar lolos ke provinsi. Usahanya membuahkan hasil. Di tingkat provinsi, pelajar kelas 2 SMA Kusuma Bangsa ini juga sukses menjadi yang terbaik sehingga mewakili Sumsel ke nasional.

Saat pengumuman tingkat nasional 2 Juli 2025, Puti Elysa salah satu yang lolos seleksi. “Saya bersyukur dan bahagia diberi kesempatan istimewa ini.

noval-putu elysa teruskan ‘tradisi’ keluarga-sekolah,  buat bangga sumsel, pulang tanpa gegap gempita                            palembang, sumateraekspres.id -dua paskibraka tingkat nasional asal sumsel, ahmad noval alfarizi (16) dan putu elysa boniarta telah pulang kampung.
mereka sukses harumkan nama keluarga, sekolah dan daerah. berhasil menjalankan tugas dengan baik pada 17 agustus 2025 di istana negara.
baca juga:bupati muara enim hadiahi paskibraka karya wisata ke 3 kota besar
baca juga: ivana, siswi sman 3 martapura pembawa baki paskibraka oku timur 2025, berjuang demi cita-cita jadi polwan
kepulangan mereka jumat (22/8) tanpa gegap gempita. hanya disambut di bandara internasional smb ii. setelah itu, putu elysa langsung pulang ke rumah orang tuanya di mesuji oki.
 sedangkan noval kemarin (23/8) berkesempatan mampir ke graha pena, kantor harian pagi sumatera ekspres palembang.
kedatangannya didampingi direktur penyelenggaraan program paskibraka di badan pembinaan ideologi pancasila (bpip) dr fuad lutfi st msi mt dan ibunya,  fahria mpd. baik noval maupun putu ternyata sama-sama penerus ‘tradisi’ keluarga.
dr zazili mustopa se msi, ayahanda noval dulu (1984, red) ternyata seorang paskibraka juga, tingkat provinsi. 
noval tertarik pada dunia paskibra sejak smp. ia sering menonton upacara pengibaran bendera di televisi. dorongan juga datang dari kakaknya, rifka delia, yang pernah menjadi anggota paskibra di sekolah. 
“kakak saya bilang, enak jadi paskibra. bisa belajar kekompakan, disiplin, dan kebersamaan. tentu saja, buat orang tua bangga,” ucapnya kepada koran ini.
remaja asal sekayu, muba ini lalu masuk sma taruna tunas bangsa, baturaja. sekolah berbasis asrama yang dikenal menanamkan disiplin tinggi. kini dia kelas xi.
demi bisa jadi seorang paskibra, noval bertekad turunkan berat badannya. dari awal masuk sekolah 110 kg, dia jalani program diet ketat dan olahraga intensif dibimbing pembina sekolahnya. dalam tiga bulan, berat badannya turun 30 kg. “itu jadi tantangan berat saya untuk bisa lolos seleksi paskibra di sekolah, sekaligus motivasi saya,” bebernya.
kini, dengan berat badan ideal 75 kilogram karena tinggi badannya 179 cm, noval membuktinya dia layak mewakili sumsel sebagai paskibraka tingkat nasional.
sebelumnya, dia lolos seleksi tingakt sekolah, lalu dia bersama 49 temannya jadi utusan ke kabupaten oku. dari 300 pelajar  se-oku, hanya terpilih 36 orang. lalu, tiga pasang dikirim ke provinsi, termasuk dirinya.
di provinsi, ada 102 peserta dari 17 kabupaten/kota.  noval dan peserta lain jalani tes fisik, kesehatan, psikotest, hingga wawancara mendalam.
“tes paling berat menurut saya adalah fisik dan mental. kami benar-benar diuji kesiapan, bukan hanya fisik tapi juga daya tahan pikiran,” jelasnya. lalu, terpilih tiga pasang terbaik untuk mewakili sumsel di tingkat nasional, termasuk namanya.
“pengumuman yang lulus tingkat nasional disiarkan langsung di youtube. begitu nama saya disebut, saya langsung menangis haru bersama keluarga,” kenangnya.
selama 40 hari dia ikuti diklat paskibraka nasional di cibubur. jadwal ketat, mulai dari bangun subuh, latihan fisik, penguatan mental, hingga simulasi upacara. 
“tidur jam 10 malam, bangun jam 4 pagi. tidak ada kata malas,” ucapnya. puncak kebanggaan datang pada 17 agustus 2025.
noval dipercaya sebagai bagian dari pasukan 17 yang bertugas mengibarkan sang saka merah putih di istana merdeka. “saat membentang bendera, saya hanya bisa berbisik doa, semoga semua lancar,” katanya.
setelah upacara usai, seluruh anggota pasukan paskibraka nasional larut dalam tangis haru. semua perjuangan panjang terasa terbayar lunas. ia juga sempat berfoto bersama sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk panglima tni dan beberapa menteri.
“itu pengalaman yang tidak akan terlupakan seumur hidup,” imbuhnya. kini, noval melanjutkan pendidikan dan dia bercita-cita ke sekolah kedinasan setelah lulus sma.
sebelumnya, putu elysa juga beruntung jadi wakil sumsel ke tingkat nasional. "saya ikut paskibra karena ingin mengabdi kepada bangsa melalui momen penting pengibaran bendera, serta melatih kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerja sama tim," kata dia kepada awak media.
anak pertama dari dua bersaudara ini sering diajak sang ayah, yang seorang anggota polri saksikan upacara hut ri di tingkat kecamatan mesuji makmur, kabupaten oki.
“saya terinspirasi untuk menjadi paskibraka," ujar putu elysa. dia juga bersyukur didukung penuh orang tuanya, gede arbawe dan putu alit rasmini.
saat mengikuti seleksi tingkat kota palembang, dia berusaha keras agar lolos ke provinsi. usahanya membuahkan hasil. di tingkat provinsi, pelajar kelas 2 sma kusuma bangsa ini juga sukses menjadi yang terbaik sehingga mewakili sumsel ke nasional.
baca juga:perilaku, intelektual, dan spiritual harus bagus, pesan wali kota palembang kepada 114 paskibraka 
baca juga:gubernur herman deru kukuhkan 50 anggota paskibraka sumsel, ini pesannya 
saat pengumuman tingkat nasional 2 juli 2025, puti elysa salah satu yang lolos seleksi. “saya bersyukur dan bahagia diberi kesempatan istimewa ini.
bisa membanggakan keluarga, sekolah dan provinsi. apalagi, saya merupakan paskibraka pertama di keluarga. kalau di sekolah, ada kakak kelas saya pernah jadi paskibra 2017, tapi sampai tingkat kota saja," terang putu elysa.(iol/*)