Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Masih Ada di Bawah HPP, Tak Terserap, Bulog Ikuti Mekanisme Pasar

PANEN : Seorang petani tengah menggiling padi hasil panen untuk menjadi gabah. Bulog menyebut kualitas gabah petani di Sumatera Selatan masih rendah sehingga butuh edukasi lagi.-foto: evan/sumeks-

Sementara jika dihitung dari tingkat produksi gabah di Sumsel yang mencapai 3 juta ton per tahun, atau sampai Maret di angka 784 ribu ton atau setara beras 457 ribu ton. "Artinya kalau kita hitung sampai Maret saja yang tersep Bulog itu hanya 1/3 nya dari produksi, dan 2/3 akan ikut mekanisme pasar," tambahnya. 

Nah, untuk yang nanti tidak terserap Bulog ini akan kembali ke mekanisme harga pasar. "Harapan kita tetap dapat seusai HPP Rp6.500 ini nanti akan pengawasan melalui Satgas," katanya. 

Ditambahkan Kepala Dinas Pertanian TPH Sumsel, Bambang Pramono mengatakan, potensi hasil panen gabah di Sumsel Februari hingga Maret 784.206 ton atau setara dengan 457.730 ton beras. "Sementara Bulog diminta serap beras 161 ribu alokasinya dari Januari-April. Sedangkan sampai tanggal 10 Februari kemarin, serapan Bulog baru di angka 824 ton," sampainya. 

Potensi penyerapan gabah Bulog melalui pengusaha penggilingan sebesar 824.050 kg. Karena itu juga pemerintah mendorong Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) berperan aktif dalam penyerapan gabah di wilayah Sumsel, khususnya di daerah sentra produksi seperti OKI, Banyuasin, Muba, dan OKU Timur. 

BACA JUGA:Produksi Gabah Naik, Banyuasin Peringkat 3 Nasional

BACA JUGA:HPP Tergantung Kualitas, Pemerintah Resmi Berlakukan HPP Gabah dan Beras, Siapkan Strategi Penyerapan

"Terdata untuk tempat penggilingan padi terbanyak di Sumsel berada di Kabupaten Banyuasin," katanya. 

Sedangkan untuk pembelian gabah ini selain dari Bulog juga terserap di pasar, sehingga harganya juga mengikuti harga pasar (free market). "Selama ini harga free market melalui mitra," pungkasnya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan