Generasi Alpha dan Dunia Virtual: Anak Zaman Digital Membangun ‘Kehidupan Kedua’ di Metaverse
Anak-anak dari Generasi Alpha, yakni mereka yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025, tumbuh dalam lingkungan yang sepenuhnya digital.-Foto: IST-
Meningkatkan Kemampuan Sosial
Interaksi di dunia virtual membantu anak belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan memahami perspektif orang lain.
Mengasah Keterampilan Teknologi
Eksplorasi di Metaverse menuntut pemahaman dasar pemrograman, desain grafis, serta logika berpikir digital.
Tantangan di Balik Dunia Virtual
Meski sarat manfaat, penggunaan Metaverse juga menyimpan risiko.
Beberapa di antaranya:
-
Ketergantungan Teknologi
Terlalu lama berada di dunia virtual dapat mengurangi interaksi sosial di dunia nyata. -
Keamanan Digital
Risiko penipuan dan pelecehan daring menjadi ancaman nyata yang perlu diwaspadai. -
Kesehatan Mental
Tekanan sosial dan kompetisi di dunia maya berpotensi memicu stres, kecemasan, bahkan isolasi digital.
Peran Kunci Orang Tua
Para ahli menilai, keseimbangan adalah kunci agar anak-anak dapat memanfaatkan Metaverse dengan sehat.
Orang tua berperan penting dalam mengawasi aktivitas digital anak.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain.
BACA JUGA:Seni Ekstraksi, Mengubah Jamur Fungsional Menjadi Sumber Kekuatan Alami
-
Mengawasi penggunaan dan memastikan anak tidak berlebihan dalam menjelajahi dunia virtual.
-
Menetapkan batas waktu agar anak tetap memiliki ruang untuk aktivitas di dunia nyata.
-
Mengajarkan keamanan digital, termasuk cara mengenali dan menghindari penipuan atau perilaku tidak pantas di dunia maya.
Dengan pendampingan yang tepat, Metaverse bisa menjadi sarana positif bagi Generasi Alpha untuk belajar, berkreasi, dan berkembang di tengah perubahan zaman yang semakin digital.
