Generasi Alpha dan Dunia Virtual: Anak Zaman Digital Membangun ‘Kehidupan Kedua’ di Metaverse
Anak-anak dari Generasi Alpha, yakni mereka yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025, tumbuh dalam lingkungan yang sepenuhnya digital.-Foto: IST-
SUMATERAEKSPRES.ID – Anak-anak dari Generasi Alpha, yakni mereka yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025, tumbuh dalam lingkungan yang sepenuhnya digital.
Sejak kecil, mereka akrab dengan internet, ponsel pintar, hingga kecerdasan buatan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian.
Dalam beberapa tahun terakhir, kemunculan Metaverse membawa babak baru dalam cara generasi muda berinteraksi dan berekspresi.
Dunia virtual ini bukan sekadar tempat bermain, melainkan ruang sosial baru yang memungkinkan penggunanya memiliki “kehidupan kedua” di ranah digital.
BACA JUGA:Jadikan Desa Bandar Aji Model Percontohan, Fokus Tanaman Jeruk Kunci dan Terong Bulat
BACA JUGA:Cukupi Pangan Keluarga dan Tambah Pendapatan, Terapkan Konsep GSMP, Warga Lahat Budidaya Gurami-Nila
Dunia Virtual yang Hidup
Metaverse merupakan ruang maya tiga dimensi yang dirancang agar pengguna dapat berinteraksi secara real-time.
Melalui avatar digital, pengguna bisa berkomunikasi, bekerja, belajar, hingga membangun dunia virtual mereka sendiri. Akses ke Metaverse kini semakin mudah, cukup dengan perangkat VR atau bahkan melalui ponsel pintar.
Bagi Generasi Alpha, konsep ini menjadi lahan eksplorasi tanpa batas. Mereka dapat berkreasi, bersosialisasi, dan bereksperimen dalam lingkungan yang terasa nyata namun sepenuhnya digital.
BACA JUGA:Membumi di Hening, Ketika Mindfulness dan Yoga Menyatu Sempurna dalam Pelukan Alam
Ruang Belajar dan Ekspresi Baru
Metaverse tak hanya menawarkan hiburan. Dunia virtual ini juga membuka peluang besar dalam pengembangan potensi anak.
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh antara lain:
-
Menumbuhkan Kreativitas
Anak-anak dapat mendesain dunia virtual, membuat karakter, dan memproduksi konten digital sesuai imajinasinya.
