QRIS 2025: Dompet Digital Jadi Pilihan Utama Transaksi Masyarakat Indonesia
Memasuki tahun 2025, penggunaan dompet digital mencapai titik krusial dalam perubahan pola belanja masyarakat.-Foto: IST-
Biaya transaksi rendah: menguntungkan usaha kecil.
Transaksi aman: sistem terenkripsi dan diawasi BI.
Terintegrasi secara nasional: bisa digunakan di seluruh Indonesia.
Tak hanya menyediakan kemudahan, QRIS juga dinilai inklusif dan adaptif terhadap berbagai kebutuhan ekonomi masyarakat.
Layanan Dompet Digital Terus Berinovasi
Platform dompet digital berlomba menghadirkan fitur-fitur baru yang mendukung kenyamanan pengguna. Promo cashback, diskon khusus, hingga program loyalitas pengguna berbasis QRIS menjadi strategi utama menarik minat konsumen.
Bahkan, beberapa layanan kini menjadikan QRIS sebagai metode pembayaran utama dalam aplikasinya.
Menurut data internal GoPay dan OVO, volume transaksi QRIS meningkat hingga 45 persen sepanjang tahun 2025.
Penerimaan QRIS pun makin meluas. Dari pusat perbelanjaan modern hingga pedagang kaki lima, hampir seluruh lapisan pelaku usaha telah menyediakan QRIS sebagai opsi pembayaran.
Tantangan Masih Membayangi
Kendati pertumbuhan QRIS pesat, beberapa tantangan tetap perlu ditangani:
-
Literasi digital yang belum merata, terutama di daerah terpencil.
-
Terbatasnya akses internet di wilayah timur Indonesia.
-
Perlunya peningkatan sistem keamanan dan proteksi data.
Bank Indonesia bersama Kementerian Kominfo serta OJK terus mendorong edukasi digital nasional, termasuk memperkuat infrastruktur teknologi informasi di berbagai wilayah.
Sebagai solusi tambahan, sejumlah penyedia dompet digital telah mengembangkan fitur QRIS offline, yang memungkinkan transaksi tanpa koneksi internet. Teknologi ini mulai diuji coba di sejumlah kota dan mendapat respons positif dari pengguna.
QRIS Menuju Dominasi Pembayaran Nasional
Melihat tren saat ini, QRIS diprediksi akan menjadi standar pembayaran utama di Indonesia dalam tiga hingga lima tahun mendatang. Dengan dukungan regulasi, inovasi teknologi, serta peningkatan adopsi, Indonesia diperkirakan mampu menjadi negara dengan ekosistem pembayaran digital terbesar di kawasan Asia Tenggara.
