Sumatera Ekspres | Baca Koran Sumeks Online | Koran Sumeks Hari ini | SUMATERAEKSPRES.ID - SUMATERAEKSPRES.ID Koran Sumeks Hari ini - Berita Terhangat - Berita Terbaru - Berita Online - Koran Sumatera Ekspres

https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Mitsubishi baru

Wisata Alam Tersembunyi 2025 Jadi Tren Baru: Murah, Estetis, dan Diminati Generasi Muda

Tahun 2025 menandai lonjakan minat wisatawan terhadap destinasi alam tersembunyi di Indonesia. -Foto: IST-

SUMATERAEKSPRES.ID — Tahun 2025 menandai lonjakan minat wisatawan terhadap destinasi alam tersembunyi di Indonesia. Pesona keindahan yang alami, harga tiket ramah di kantong, serta daya tarik visual yang “instagramable” membuat lokasi-lokasi ini kian diburu generasi milenial dan Gen Z.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), kunjungan ke destinasi non-mainstream melonjak 37 persen pada semester pertama 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sebagian besar wisatawan muda mencari tempat untuk “healing” sekaligus menghasilkan konten estetik untuk media sosial.

Beberapa destinasi yang viral tahun ini antara lain Bukit Batu Angin di Enrekang, Sulawesi Selatan, dan Curug Putri Pelangi di Subang, Jawa Barat.

BACA JUGA:Percepat Pembangunan Tol Tempino–Betung, Pemerintah Lakukan Pembayaran Ganti Rugi Lahan

BACA JUGA:Tren Hoaks 2025: Publik Dituntut Kian Cerdas Menghadapi Informasi Palsu

Awalnya hanya populer di kalangan warga lokal, namun keindahan alami dan suasana asri membuatnya kini ramai dibicarakan setelah tersebar di TikTok dan Instagram.

Selain keindahan panorama, faktor harga tiket juga berperan besar. Rata-rata biaya masuk ke destinasi tersembunyi berkisar Rp5.000–Rp20.000, menjadikannya pilihan favorit bagi pelajar maupun backpacker dengan bujet terbatas.

Media sosial terbukti menjadi motor utama tren ini. Sejumlah konten kreator berhasil mengangkat nama destinasi yang sebelumnya tak dikenal luas. Misalnya, akun TikTok @backpackerlokal yang membuat Danau Biru di Lampung Barat viral hanya lewat video singkat berdurasi 30 detik.

BACA JUGA:Ratusan Jamaah Penuhi Masjid Arofatuna pada Maulid Nabi Muhammad SAW

BACA JUGA:CEO Thamrin Group – Elysa Thamrin Kunjungi Peserta Operasi Bibir Sumbing Gratis di Charitas Hospital Palembang

Namun, popularitas ini juga membawa tantangan. Jika tidak dikelola dengan baik, ekosistem alami berpotensi terganggu. Untuk itu, beberapa pemerintah daerah mulai menerapkan regulasi seperti pembatasan jumlah pengunjung harian, sistem reservasi daring, hingga melibatkan relawan lingkungan dalam menjaga kebersihan.

Kemenparekraf juga tengah mengembangkan aplikasi “Hidden Gem Explorer 2025”, berisi peta interaktif destinasi alam tersembunyi yang sudah diverifikasi.

Aplikasi ini dilengkapi informasi akses, fasilitas, hingga rating keberlanjutan. Selain memudahkan wisatawan, program ini juga memberdayakan masyarakat lokal sebagai pengelola homestay, warung, dan jasa pemandu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan