Smiling Depression, Senyum Ceria yang Menutupi Luka Batin
Senyum bisa menipu. Jangan anggap semua orang baik-baik saja hanya karena mereka tersenyum. Kadang, mendengar “Kamu benar-benar baik-baik saja?” bisa menyelamatkan. Foto:Net--
SUMATERAEKSPRES.ID — Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, kita kerap menjumpai sosok yang selalu tersenyum, ramah, dan tampak bahagia. Namun, tidak semua senyuman menandakan hati yang riang.
Fenomena smiling depression muncul ketika seseorang mengalami depresi, tetapi tetap menampilkan wajah ceria di depan orang lain.
Depresi Terselubung di Balik Senyum
Smiling depression adalah istilah populer untuk depresi yang tersembunyi.
Penderitanya terlihat “normal” dan aktif bersosialisasi, tetapi di balik senyum itu, mereka menanggung rasa sedih, hampa, dan putus asa yang mendalam.
Berbeda dari depresi biasa, penderita smiling depression mahir menyamarkan gejala sehingga orang sekitar sulit mengenalinya.
BACA JUGA:Korsleting Listrik Diduga Picu Kebakaran Rumah Panggung di Palembang
BACA JUGA:Polres Banyuasin Bangun Dapur SPPG untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Gizi Masyarakat
Faktor Pemicu Smiling Depression
Beberapa hal dapat menjadi penyebab munculnya kondisi ini:
1. Tekanan sosial – Di era media sosial, banyak orang merasa harus selalu menampilkan versi terbaik dirinya.
2. Takut dianggap lemah – Stigma terhadap kesehatan mental membuat mereka menutupi perasaan sesungguhnya.
3. Tanggung jawab besar – Beban keluarga atau pekerjaan membuat seseorang enggan menunjukkan kesulitan yang dialami.
Ciri-Ciri yang Wajib Diwaspadai
Meskipun sulit dikenali, beberapa tanda dapat mengindikasikan smiling depression:
- Terlihat ceria di depan orang lain, tapi murung atau lelah saat sendiri.
- Perubahan pola tidur atau nafsu makan.
