Anak dan 'Candu' AI, Dunia Fantasi yang Membius Generasi Muda
Di balik kemudahan AI, ada risiko candu yang membayangi anak-anak kita. Yuk, dampingi mereka gunakan teknologi dengan bijak agar masa depan tetap cerah dan nyata! Foto:Meta AI--
- Sulit membedakan antara dunia nyata dan simulasi.
- Mengabaikan aktivitas fisik dan interaksi langsung di lingkungan sekitar.
Peran Orang Tua dalam Menghadapi Gelombang Digital
Melarang anak sepenuhnya menggunakan AI bukanlah solusi. Orang tua perlu mengadopsi pendekatan yang cerdas, di antaranya:
- Pendampingan Aktif – Gunakan AI bersama anak untuk memahami manfaat sekaligus risikonya.
- Batas Waktu yang Sehat – Buat jadwal penggunaan teknologi agar tidak mengganggu keseharian.
- Kreativitas Positif – Dorong penggunaan AI untuk belajar, berkreasi, dan memecahkan masalah, bukan sekadar hiburan.
- Literasi Digital – Ajarkan bahwa AI hanyalah alat bantu, bukan pengganti pengalaman manusia.
BACA JUGA:Bertabur Hadiah, Festival Panjat Pinang 80 Pohon Sumatera Ekspres
Manisnya AI, Pahitnya Kecanduan
AI memang mampu membuka gerbang dunia baru yang penuh peluang. Namun, layaknya gula dalam permen, kenikmatan berlebihan dapat berubah menjadi racun.
Tugas kita bersama adalah memastikan AI menjadi jembatan menuju masa depan yang cerdas, kreatif, dan manusiawi—bukan jebakan manis yang membuat anak kehilangan pijakan di dunia nyata.
