10 Jurusan Kuliah yang Paling Rentan Tergusur AI, Lulusan Banyak Menyesal
AI semakin canggih, manusia harus semakin adaptif. Inilah 10 jurusan yang paling rentan tergilas oleh gelombang otomatisasi! Foto:Illustrasi--
SUMATERAEKSPRES.ID – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang melesat pesat kini tak hanya menawarkan kemudahan, tetapi juga mengancam stabilitas pekerjaan bagi sejumlah lulusan perguruan tinggi.
Mampu meniru bahkan melampaui kecerdasan manusia dalam banyak aspek, AI menjelma menjadi tantangan nyata bagi lulusan dari berbagai jurusan.
AI kini tak hanya menggantikan pekerjaan manual, tetapi juga menyasar ranah yang selama ini dianggap eksklusif bagi manusia seperti penulisan, desain, hingga analisis strategis.
Di tengah kemajuan itu, para lulusan dari beberapa jurusan mulai merasa gundah dan menyesal karena prospek kerja yang semakin menyempit.
BACA JUGA:Polsek Muara Lakitan Tanamkan Semangat Nasionalisme Lewat Pembagian 250 Bendera Merah Putih
BACA JUGA:BRI Dukung Realisasi Program 3 Juta Rumah dengan Tambahan Kuota FLPP 25 Ribu Unit
Berikut 10 jurusan kuliah yang paling terdampak dan berisiko tergilas gelombang otomatisasi AI:
1. Administrasi
Bidang administrasi menjadi salah satu yang paling rentan tergantikan AI.
Beragam tools seperti Jasper AI, Fireflies, hingga Murf AI sudah mampu menjadwalkan pertemuan, mengelola arsip, hingga menyusun laporan tanpa campur tangan manusia.
Efisiensi tinggi dan biaya rendah membuat perusahaan lebih memilih teknologi.
2. Teknologi Informasi
Ironis, namun faktanya banyak pekerjaan di bidang TI seperti coding dan pengembangan sistem kini disokong AI seperti GitHub Copilot dan Tabnine.
AI bahkan bisa menulis ulang kode, memeriksa bug, hingga merancang sistem mandiri. Lulusan IT yang tak beradaptasi terancam tersingkir.
BACA JUGA:Warga Binaan Lapas Perempuan Palembang Unjuk Bakat di Panggung Fashion Sriwijaya Expo 2025
BACA JUGA:Remaja 16 Tahun Tewas Tenggelam di Kolam Waituki, Warga Prabumulih Geger
3. Bahasa dan Linguistik
Pekerjaan penerjemah, editor, hingga penulis konten kini dilibas teknologi seperti DeepL, Grammarly, dan Google Translate.
