PayLater, Kemudahan yang Menipu? Waspadai Skimming Data dan Psikologi Konsumtif di Baliknya

Reporter: Berry |

Editor: Irwansyah |

Senin , 04 Aug 2025 - 16:18

Di balik kemudahan PayLater, tersimpan risiko yang tak terlihat—dari skimming data pribadi hingga dorongan belanja tanpa kendali. Bijaklah sebelum klik “Beli Sekarang, Bayar Nanti. Foto:Paylater--

Saat pengguna mendaftar, mereka diminta menyerahkan berbagai data pribadi seperti nama lengkap, nomor telepon, alamat, hingga informasi keuangan.

Data ini sangat berharga dan menjadi incaran para pelaku kejahatan siber.

Skimming digital dan pencurian identitas kini menjadi modus umum. Pelaku bisa menggunakan data curian untuk menyamar sebagai pemilik akun, melakukan transaksi ilegal, bahkan menguras saldo tanpa sepengetahuan pengguna.

Modus Phishing dan Penipuan: Jangan Terjebak!

Salah satu bentuk penipuan yang sering terjadi adalah phishing.

Modus ini dilakukan dengan menyamar sebagai pihak resmi—baik melalui situs palsu, email, atau pesan singkat.

Korban diarahkan untuk mengklik tautan palsu yang menyerupai platform asli, lalu diminta memasukkan data penting.

Agar terhindar dari jebakan ini, pengguna wajib:

- Memeriksa tautan dengan seksama dan hanya mengakses situs resmi.

- Tidak sembarangan membagikan data pribadi, terutama di luar aplikasi resmi.

- Selalu verifikasi setiap pesan atau panggilan yang mengatasnamakan pihak PayLater ke layanan pelanggan resmi.

Efek Psikologis: Belanja Tanpa Disadari

Trik lain yang membuat PayLater berbahaya adalah efek psikologis yang ditimbulkannya.

Karena tidak ada uang yang keluar langsung dari rekening, pengguna cenderung kehilangan kontrol atas pengeluaran.

paylater, kemudahan yang menipu? waspadai skimming data dan psikologi konsumtif di baliknya                            sumateraekspres.id – dalam dunia digital yang serba instan, layanan paylater hadir bak penyelamat bagi masyarakat yang ingin membeli barang meski belum memiliki dana.
dengan slogan “beli sekarang, bayar nanti”, skema ini menggoda banyak pengguna karena kemudahannya.
namun, di balik semua itu, tersembunyi jebakan finansial dan ancaman keamanan digital yang mengintai.
fenomena paylater: solusi atau ilusi?
paylater kini marak ditawarkan oleh berbagai platform e-commerce dan layanan keuangan digital seperti shopee (spaylater), gojek (gopaylater), tokopedia (ovo paylater), hingga traveloka.
layanan ini memungkinkan pengguna membeli barang sekarang dan membayarnya belakangan—baik sekaligus maupun dengan sistem cicilan.
baca juga: demi keselamatan, polsek merapi tindak tegas angkutan umum yang angkut penumpang di atas kendaraan
baca juga:huawei mate xs, terobosan futuristik di dunia ponsel lipat
proses pendaftaran yang cepat dan minim dokumen membuat paylater menjadi primadona, terutama bagi mereka yang membutuhkan dana instan tanpa perlu repot.
dalam banyak kasus, pengguna bahkan diberikan opsi cicilan tanpa bunga, yang tentunya terdengar sangat menggiurkan.
ditambah lagi dengan tawaran cashback, voucher diskon, hingga bebas ongkir—faktor-faktor yang kian memperkuat daya tariknya.
di balik kemudahan, ada ancaman tersembunyi
namun, kemudahan ini bukan tanpa risiko. paylater sejatinya adalah bentuk kredit berbasis digital yang, jika tak dikelola dengan bijak, bisa menyeret pengguna ke jurang utang konsumtif.
lebih dari itu, ancaman nyata juga datang dari aspek keamanan data.
baca juga:harapan baru: warga miskin di muba terima kunci rumah layak huni dari pemkab
baca juga:cuaca sumsel selasa 5 agustus 2025: waspadai hujan petir di sejumlah wilayah
saat pengguna mendaftar, mereka diminta menyerahkan berbagai data pribadi seperti nama lengkap, nomor telepon, alamat, hingga informasi keuangan.
data ini sangat berharga dan menjadi incaran para pelaku kejahatan siber.
skimming digital dan pencurian identitas kini menjadi modus umum. pelaku bisa menggunakan data curian untuk menyamar sebagai pemilik akun, melakukan transaksi ilegal, bahkan menguras saldo tanpa sepengetahuan pengguna.
modus phishing dan penipuan: jangan terjebak!
salah satu bentuk penipuan yang sering terjadi adalah phishing.
modus ini dilakukan dengan menyamar sebagai pihak resmi—baik melalui situs palsu, email, atau pesan singkat.
korban diarahkan untuk mengklik tautan palsu yang menyerupai platform asli, lalu diminta memasukkan data penting.
baca juga:sopir travel gotong royong perbaiki jalan rusak di jalur poros empat lawang
baca juga:bupati lahat dorong umkm kopi robusta melaju, siap tembus pasar nasional
agar terhindar dari jebakan ini, pengguna wajib:
-    memeriksa tautan dengan seksama dan hanya mengakses situs resmi.
-    tidak sembarangan membagikan data pribadi, terutama di luar aplikasi resmi.
-    selalu verifikasi setiap pesan atau panggilan yang mengatasnamakan pihak paylater ke layanan pelanggan resmi.
efek psikologis: belanja tanpa disadari
trik lain yang membuat paylater berbahaya adalah efek psikologis yang ditimbulkannya.
karena tidak ada uang yang keluar langsung dari rekening, pengguna cenderung kehilangan kontrol atas pengeluaran.
baca juga:strategi cerdas raih saldo dana kaget rp500 ribu: hanya berlaku sampai tengah malam!
baca juga:tragedi sabtu malam: mahasiswa tewas ditusuk, pelaku remaja berhasil diringkus dalam 24 jam
mereka merasa tetap “aman” berbelanja, padahal tumpukan tagihan sedang menanti di balik layar.
paylater memanfaatkan psikologi “penundaan rasa sakit”—rasa sakit saat membayar diundur, sementara kenikmatan membeli langsung dinikmati.
kombinasi ini menjadikan pengguna lebih rentan pada pemborosan, utang menumpuk, dan kesulitan finansial di kemudian hari.
bijak menggunakan paylater
meskipun mengandung banyak risiko, paylater tidak selalu buruk. yang menjadi kunci adalah kesadaran dan kontrol diri.
gunakan layanan ini hanya saat benar-benar diperlukan dan pastikan kemampuan membayar cicilan tepat waktu.
baca juga:pedagang bendera merah putih: kami tidak jual bendera one piece
baca juga:bisa jadi tumbal ai, ini 10 jurusan sarjana paling disesali dan sulit dapat kerja di 2030
selalu pastikan keamanan akun dan data pribadi, serta jangan tergoda hanya karena promo sesaat. ingat, kemudahan bukan berarti tanpa jebakan.